28 | baby please dont go

55 10 11
                                    

"Sagara, bangun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sagara, bangun."

Hal yang pertama kali ia lihat saat membuka matanya adalah wajah Aluna yang sedang tersenyum manis padanya. Sagara mengusap matanya sembari memperbaiki posisi duduknya.

"Nyenyak banget tidurnya," ujar Aluna, "daritadi gue panggilin nggak bangun-bangun. Ayo turun! Keburu mataharinya tenggelam."

Sagara yang belum sadar seratus persen itu mengikuti perintah Aluna untuk turun dari mobil. Suara deburan ombak dan kicauan burung menyambutnya. Pemandangan di hadapannya seperti pemandangan yang ia lihat di internet. Padahal, Sagara pernah ke hawaii—yang pantainya lebih indah daripada ini. Tapi entah kenapa, rasanya beda berada di pantai ini dan di sana. Sagara merasa lebih senang berada di pantai ini.

Pasir putih dan air yang jernih sangat memanjakan mata. Apalagi pantulan sinar matahari yang hampir tenggelam di ujung sana, membuat Sagara tak bisa mengalihkan pandangannya kemana-mana. Tapi saat Sagara mengalihkan pandangannya, pemandangan yang lebih cantik ia lihat. Aluna dengan senyuman lebarnya itu berhasil membuat Sagara terhipnotis untuk menatap Aluna lama-lama.

"Kok ngeliatinnya gitu?" tanya Aluna membuat Sagara langsung tersadar, "muka gue udah kucel ya?"

"Nggak."

Aluna mendengus. "Duduk sini."

Entah darimana kain ini Aluna dapatkan, tapi kain itu sudah terbentang di atas pasir sebagai alas duduk mereka agar tak kotor. Sagara duduk di samping Aluna, memperhatikan langit yang sudah berubah warnanya menjadi orange dan pink. Cantik sekali.

"Gue seneng banget deh hari ini," ucap Aluna dengan senyuman lebarnya, "makasih ya Sagara udah ngajak gue ke sini."

"Makasih juga karna udah nemenin gue."

"Gue seneng bisa nemenin lo," Aluna melebarkan senyumannya, "nggak cuma pas seneng-senengnya aja, tapi gue bakalan selalu bisa kok nemenin lo kapan pun itu. Pas lo lagi sedih, kecewa, marah atau sakit. Lo bisa panggil gue kapan pun itu buat nemenin lo."

"Kenapa?" tanya Sagara, "kenapa lo mau nemenin gue?"

"Karna lo udah baik sama gue. Makanya gue juga harus baik sama lo."

Perlahan cahaya matahari mulai hilang. Semburat warna orange di langit biru pun ikut menghilang. Tapi mereka berdua masih saja duduk diam, menghabiskan waktu bersama tanpa membuka suara. Hanya menikmati suasana, angin pantai yang menerpa lembut kulit mereka dan suara deburan ombak yang menenangkan pikiran. Di sini, Sagara merasa sangat tenang. Entah itu karna suasananya atau karna seseorang yang berada di sampingnya ini. Rasanya, Sagara ingin berlama-lama di sini. Tapi kenyataannya mereka harus mengejar waktu, karna tiket pesawat untuk kembali ke Ibukota, sudah Sagara pesan untuk tiga jam lagi.

Pukul 2 pagi, pesawat mendarat di bandar udara Ibukota, Sagara memperhatikan Aluna yang sedang tertidur pulas sebelum akhirnya membangunkan perempuan itu.

love me wellWhere stories live. Discover now