7. Konflik Hati

234 67 44
                                    

Petang ini kediaman keluarga Laksamada terasa sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Petang ini kediaman keluarga Laksamada terasa sunyi. Tak ada suara keributan Nyonya Laksamada yang berkutat di dapur membuat hidangan makan malam. Tak ada suara televisi menyala menyiarkan acara berita favorit Tuan Laksamada di ruang tengah. Dan tak ada suara teriakan si sulung Laksamada mencari jaket untuk pergi bekerja.

Bahkan ketika si bungsu Laksamada mengucapkan salam tanda masuk rumah, tak ada sautan dari dalam. Langit, si bungsu keluarga tersebut langsung meletakkan tas hitamnya di sofa ruang tengah dan berjalan ke dapur untuk mengambil air minum.

Mata Langit menemukan sebuah note kecil berwarna hijau neon tertempel di pintu kulkas dapur rumah mereka. Seperti biasa, note berisi pesan pemberitahuan untuk Langit jika keluarganya sedang pergi.

Langit menghela nafasnya pelan. Sudah biasa Langit ditinggal sendirian seperti ini. Langit pemuda berusia 20 tahun tak semestinya dia merengek jika ditinggal kedua orang tuanya. Asal ada makanan atau uang yang ditinggalkan, Langit kira tak ada masalah.

Tiba-tiba Langit merasa perutnya keroncongan. Memang Langit belum sempat makan siang. Ditambah lagi di sore hari ada rapat DEKIRA mana mungkin Langit memikirkan perutnya yang kosong minta diisi.

Langit segera membuka tudung saji, berharap sang ibu sempat membuat makanan sebelum pergi. Namun nihil, tak ada sepiring nasi atau lauk yang tertata disana. Langit beralih membuka kulkas ternyata bahan makanan juga habis. Bahkan mie instan yang wajib ada di dapur pun juga habis. Kalau sudah begini tak ada pilihan selain memesan makanan lewat aplikasi pemesan online.

Langit pun berjalan meninggalkan dapur, menuju ruang tengah tempat dia menaruh tas dan ponselnya. Ketika Langit hendak mengambil ponselnya, tak sengaja Langit menyenggol tasnya yang tidak tertutup rapat.

Alhasil beberapa barang di dalam tas Langit berserakan keluar, seperti script naskah ORIGAMI yang tadi dibahas pada saat rapat.

Tangan Langit terulur mengambil kertas itu. Begitu dia pegang, ingatan Langit langsung memutar kejadian bersama Lucy. Tak cukup dia kaget karena teman siarannya tak lain kembaran Haris yang pernah dia tolong tempo hari lalu, tapi juga Langit tak percaya dengan apa yang dia alami bersama Lucy di depan gedung UKM sore ini.

Langit mengingat setiap perkataan Lucy. Jujur dengan ucapan Lucy, Langit sedikit merasa bersalah. Apakah yang Langit ucapkan terlalu kasar? Sebenarnya Langit tak bermaksud untuk menyuruh Lucy mundur dari acara ORIGAMI. Langit hanya meminta Lucy untuk fokus dan lebih kooperatif saat siaran nanti berlangsung.

Langit tak mau Lucy bersikap seenaknya. Apalagi dari cerita para gadis DEKIRA yang mengatakan jika Lucy susah diajak kerja sama di acara seperti ini, membuat Langit gemas untuk mengingatkan jika DEKIRA bukanlah tempat untuk main-main.

Rasa yang MengudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang