29. Cerita Dari Kanya

182 34 7
                                    

Suara alunan musik terdengar menggema di sanggar PASUNDAN siang ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suara alunan musik terdengar menggema di sanggar PASUNDAN siang ini. Para anggota PASUNDAN yang terpilih terlihat begitu sibuk menggerakkan tubuh mereka secara kompak di depan kaca. Event perlombaan akan dilaksanakan sebentar lagi, tak ada kata santai bagi mereka untuk menghadapi pagelaran yang sudah menjadi langganan PASUNDAN.

Team-team terbaik sudah dibentuk Jonathan. Dan untuk tahun ini PASUNDAN akan mengirim 4 team tari. Tentu saja Lucy, Chantika, dan Nayra menjadi 3 karakter utama disana. Sama seperti sebelumnya, 3 perempuan hebat yang pernah menyabet kejuaran dance internasional itu dipercaya mengarahkan strategi untuk event ini, tentu bersama bantuan Jo dan Arek Kebonya.

Tak peduli keringat membanjiri, tak peduli decitan serta hentakan sepatu memekik memenuhi ruangan, mereka terus bergerak kompak nan enerjik. Mereka hanya fokus di depan kaca. Berusaha menemukan kesalahan gerak badan lalu membenarkannya agar ketika lomba tak ada kesalahan sama yang mereka keluarkan. Sungguh, begitu membara semangat mereka disana.

Seperti halnya Lucy, tak terhitung berapa kali putaran lagu dimainkan gadis bernetra tajam itu menari tanpa memperdulikan rasa lelah pada tubuhnya. Kaos latihan yang semula kering berubah menjadi basah, tapi Lucy hiraukan dan tetap menari di depan kaca sampai dia menemukan kesempurnaan dalam gerak tubuhnya.

Hingga akhirnya suara interupsi Jo dan musik yang dimatikan berhasil menghentikan gerak Lucy. Nafas gadis itu terengah-terengah bak usai lari maraton, bahkan ketika permainan geraknya dihentikan gadis itu langsung merubuhkan tubuhnya. Menikmati sensasi dinginnya lantai mengenai permukaan kulit, seraya mengontrol nafasnya.


"Kemampuan dance lo itu di atas rata-rata, buat apa lo dance sampai bengek gitu." ujar Samudra seraya mendekati Lucy dan melemparkan sebotol air mineral kepada gadis itu.

Melihat presensi Samudra, Lucy segera menegakkan tubuhnya dan dengan cekatan tangan gadis itu menangkap air yang dilemparkan sang kakak tingkat.

"Thanks kak," tanpa terasa Lucy menenggak separuh air itu. "lagian kalau gue puas sama kemampuan dance yang kata gue cuma sampai segitu aja, kapan gue berkembangnya? Gue mau ningkatin lebih dari ini. Apalagi kita kan mau lomba ya ngga bisa nyantai lah."

"Ya terserah lo, eh gue mau nanya. Lo ada hubungan apa sama Jonathan?"

Hampir saja Lucy menyemburkan air yang dia minum dihadapan Samudra. Pertanyaan ini tak Lucy duga, jangankan duga memikirkannya saja tidak. "Asumsi dari mana? Ngaco bener!"

"Bukan gue yang ngaco, tapi ada yang lihat lo pergi ngonser sama Jo? Iya kan?"

Sejenak Lucy menghela nafas. Gadis itu tak mengerti kenapa masalah konser itu terus saja mampir. Sekuat tenaga Lucy melupakan jika orang-orang di sekitarnya tetap membicarakan bagaimana dia bisa lupa. Langit, Gladys, dan sekarang Jonathan. Lucy tak mengira nama orang-orang itu akan membuatnya pada titik runyam. Tak bisakah semesta membantu Lucy terlepas dari ini semua?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Rasa yang MengudaraWhere stories live. Discover now