15. Sebuah Inspirasi yang Mengudara

265 58 89
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sore ini jadwalnya Langit mengudara bersama DEKIRA. Kebetulan usai kelas terakhirnya, pemuda itu berpapasan dengan Arjuna Nawasena yang lewat lobi fakultasnya. Sekedar basa-basi sebagai teman satu tongkrongan, Langit pun menyapa dan menanyakan ada urusan apa dia datang ke FIK.

Dan karena terlanjur berpapasan dengan Langit, Arjuna pun menawarkan tumpangan sampai ke gedung UKM karena pemuda itu tau jika Vera si vespa kuning kesayangan Langit tadi pagi masuk bengkel karena ulah Rahandika Aji.

Mendapat rejeki siapa yang mau menolak? Langit langsung mengiyakan tawaran Ajun. Lumayan daripada dia berjalan kaki, mending nebeng si anak hukum yang gedungnya satu jalan dengan DEKIRA.



"Eh Ngit..."

Langit yang tengah menata rambutnya di kaca spion menoleh ketika nama pemuda itu dipanggil, "Kenapa?"

"Hiliana Embun anak manajemen bisnis itu udah punya pacar belum?"

"Ngapain nanyain Lia udah punya pacar apa belum?" Langit mengerutkan kening dengan pertanyaan Arjuna.

Arjuna hanya bisa menyengir sembari mengusap tengkuknya. Rasa ragu untuk mengutarakan niatnya pun muncul. "Ya pengen tau aja.."

"Lo suka sama Lia?"

Arjuna terhenyak dengan kesimpulan yang dibuat Langit atas dirinya. "Eng-enggak cuma pengen kenalan aja."

"Bilang aja mau kenalan sama Lia biar lo bisa move on dari Helen."

"Bisa ngga jangan bawa-bawa mantan?"

Langit tertawa renyah, "Hahahaha iya yang abis putus ketikung teman..."

"Gue slepet Ngit mulut lo!"

Bukannya takut ancaman Arjuna, Langit malah ketawa. Menggoda Arjuna yang baru saja putus dari Helen karena tertikung temannya sendiri adalah keseruan tersendiri bagi Langit dan temen-temen setongkrongannya.

"Sorry sorry. Udah jam segini Jun, gue masuk dulu ya. Urusan Lia usaha sendiri aja."

"Yaudah masuk sana, udah ditunggu Lucy. Mentang-mentang mau ketemu gebetan semangat bener!"


Senyum tipis Langit mencuat dari bibir ketika rungunya mendengar nama Lucy. Entah kenapa nama gadis yang belakangan ini memenuhi setiap harian ceritanya terus terngiang, memberikan effect tersendiri bagi perasaannya.

Kamis sore, waktu yang ditunggu Langit tiba. Mengudara kembali bersama Lucy setelah beberapa dilema melanda. Sejak semalam, Langit akui perasaannya tak karuan. Tak seperti pertama kali dia akan mengudara bersama Lucy. Ini beda! Gugup, tak sabar, bahagia, terharu, ngga percaya, sekaligus excited datang di waktu yang bersamaan. Perasaan apakah ini namanya?

Menepikan konflik perasaannya, Langit melangkah ke dalam gedung UKM tepat setelah Arjuna berpamitan. Dan tak butuh waktu lama, Sky tiba di depan studionya. Tanpa ragu, pemuda itu membuka pintunya, hingga begitu pintu itu terbuka dia mendapati Lio, Sekala, dan....

Rasa yang MengudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang