11. What Should Langit do?

251 63 40
                                    

"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"

Assalamualaikum...."

Ucap Langit ketika dia memasuki ruangan redaksi. Langit kira sore ini ruang redaksi sepi, tapi nyatanya tidak. Ada kating kembar, Jeffrey, dan seseorang yang asing bagi Langit sedang berkumpul di sofa ruang redaksi.

Kedatangan Langit sontak membuyarkan obrolan 4 pemuda tampan kebanggaan Suara Mahasiswa dan DEKIRA. Namun bukannya merasa terganggu dengan kedatangan Langit, mereka justru menyapa dengan senyum manis.

"Ah maaf udah ganggu.."

Langit yang hendak keluar ruangan karena dipikir sudah mengganggu privasi 4 orang itu segera menghentikan langkah ketika dia merasa tangannya dicekal seseorang.

"Ngga kok Ngit, disini aja ngobrol bareng kita. Lagian lo belum kenal sama Mas Huta kan?" ujar Ino si pemuda yang berhasil menahan Langit.

Mendengar perkataan Ino, Langit segera menatap canggung sosok pemuda berkaos hitam yang duduk di seberang Lio. Jujur saja Langit tidak tau dan tidak kenal pemuda bernama Huta yang ada di ruang redaksi sore ini.

"Jadi ini DJ Sky?" melihat gelagat langit yang menatapnya heran, pemuda yang dipanggil Huta itu beranjak dari sofa dan menghampiri Langit. "Kenalin gue Hyugo, tapi anak-anak redaksi sering panggil gue Huta."

Pemuda bernama Hyugo itu mengulurkan tangan di depan Langit, dan Langit menyambutnya dengan canggung. "Langit, mahasiswa ILKOM semester 3."

"Mas Huta kating disini tapi udah lulus 2 tahun yang lalu. Dia yang bawa nama DEKIRA melejit setelah Mas Bian."

Netra Langit membola setelah mendengar penjelasan Jeffrey. Tak Langit duga sore ini dia bisa bertemu dengan pencetus kesuksesan DEKIRA di periode kedua setelah masa kejayaan Bian----kakaknya Aji.

"Salam kenal kak, maaf tadi lancang main nyelonong aja."

"Santai aja, anak DEKIRA udah gue anggap kayak keluarga sendiri kok. Mari duduk!" Hyugo mengajak Langit untuk duduk di sofa berwarna coklat pudar itu.

Sekilas tentang korelasi Hyugo dan DEKIRA. Sebelum Langit menjadi mahasiswa dan resmi bergabung dengan Redaksi Suara Mahasiswa, DEKIRA belum tercetuskan. DEKIRA baru tercetus setelah rapat dari berapa orang yang berpengaruh di redaksi salah satunya Bian dan Hyugo.

2 orang itu mengusulkan untuk membentuk komunitas penyiaran radio kampus dibawah naungan Redaksi Suara Mahasiswa. Mengingat saat itu redaksi hanya membuat program majalah kampus dan mading. Itupun sering tersendat karena kurangnya topik bahasan menarik.

Melihat eksistensi redaksi menyurut, Bian dan Hyugo yang memiliki ketertarikan pada bidang penyiaran mengusulkan pembentukan siaran radio. Namun hal itu tak serta merta berjalan lancar, banyak pihak yang menentang mereka terutama pihak kampus dengan dalih tidak ada biaya.

Rasa yang MengudaraTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon