22. Ex

229 44 71
                                    

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


"Kalau sebanyak gini kapan kita selesainya??"

Keluhan demi keluhan terdengar dari beberapa gadis yang terjebak di ruang Redaksi Suara Mahasiswa. Sebut saja mereka Gendhis, Manis, dan Wina, tiga gadis cantik dari angkatan yang sama korban amanat wakil dan ketua RESUMA.

Seharusnya sore ini mereka bisa bersiap diri kencan sama ayang tapi nyatanya mereka malah dijebak Novan dan Ino untuk tinggal di RESUMA sampai tugas mereka selesai.

Sore ini mereka terpaksa tertahan di RESUMA perkara memeriksa lembar formulir dan email calon pengurus RESUMA yang baru. Yap, RESUMA berencana menambah anggota baru.

Usulan ini Ino naikkan karena kondisi DEKIRA kacau perkara jam siaran padat dan kurangnya DJ yang siap. Selama ini DJ aktif DEKIRA hanya Langit, Sekala, Ino, Bayu, dan Novan. Karellio yang notabene saudara kembar Ino tak mau terlibat siaran, Lio lebih memilih berkutat dengan kertas mading dan majalah kampus daripada berjibaku dengan ruang siaran dan mengoceh disana.

Tapi nyatanya dari usulan Ino terjadi kendala dibagian seleksi penerimaan. Bagaimana tidak, Hiliana selaku koor seleksi sedang pulang ke rumahnya gara-gara mendapat kabar ayahnya sakit. Jadi mau tak mau dan daripada jadwal oprect mundur, Ino menyuruh Gendhis, Manis, dan Wina turun tangan.

Pikir Ino itu akan lebih efektif, tapi nyatanya tidak. Formulir dan email yang berdatangan membuat waktu tiga gadis itu tersita banyak. Bahkan Gendhis heran kenapa formulir ini begitu banyak berdatangan padahal mereka hanya meminta 6 anggota baru. Benar-benar Laksamada Langit side effect.

"Sumpah banyak banget, gumoh gue baca email script mereka. Harusnya kita udah ba.....JANGAN DISENGGOL!! KAKI GUE KESEMUTAN!!" pekik Gendhis saat tanpa sengaja Manis menyenggol kaki gadis berambut sebahu itu.

Manis, si oknum yang membuat suara khodam Gendhis keluar terkekeh, "Maaf Ndis, ngga sengaja. Aku mau naruh tumpukan formulir yang ngga lolos."

"Banyak banget Nis, itu ngga lolos semua?" Wina ikut berkomentar setelah Manis meletakkan map berwana putih berisikan lembar formulir di meja belakang Gendhis.

"Iya, ngisinya pada ngawur. Apalagi bagian motivasi masuk DEKIRA. All about Mas Langit."

"Hadeh... Sama, gue gumoh baca script yang dikirim di email, isinya Kak Langiiiiiit semua. Padahal belum tentu mereka bakal betah duduk lama sama Kak Langit? Palingan siaran sehari besok langsung keluar."

"Tapi ada lho yang betah siaran sama Mas Langit." ucap Wina menanggapi ujaran Gendhis, "Mbak Lucyana."

"Kalo itu gue jamin ada perasaan diantara mereka cuma sama-sama gengsi aja. Gue berani taruhan balikan sama Kak Haris."

Manis mendelik tajam, "Yakin??? Tandain nih...."

"Bercanda doaaang!!! Engga Nis engga. Ngga mau urusan sama Haris Bagaskara lagi!!"

Rasa yang MengudaraOnde histórias criam vida. Descubra agora