12. Untaian Kata Maaf

226 59 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Terik matahari semakin menjadi padahal musim kemarau usai terjadi dan saatnya musim penghujan mengganti. Ini sudah masuk bulan berakhiran 'ber' dalam kalender. Kata nenek moyang harusnya bulan-bulan diakhir tahun menjadi bulannya sang air langit turun membasahi pertiwi.

Tapi tidak, nyatanya sampai saat ini sengatan matahari masih setia menemani. Bukan mendung yang memayungi tapi awan putih menghiasi. Bukan aroma petrichor yang mengusak hidung, tapi aroma aspal panas yang menghampiri. Sekarang kita tahu jika alam dan seisinya memang tak bisa ditebak.

Siang ini di kota ternama yang semua orang pasti tau tempatnya, terik matahari begitu terasa menyengat kulit. Bahkan tak ada semilir angin segar yang lewat hingga membuat keringat senantiasa membanjiri.

Di siang yang terik ini sekelompok gadis yang biasanya menghabiskan waktu dengan pergi keluar entah itu sekedar makan atau berbelanja, kini memilih merebahkan diri di dinginnya lantai kamar kost sembari ditemani semilir angin dari hembusan kipas angin. Sebut saja mereka Lucy, Chelsea, Shania, dan Kartika. Si sekelompok gadis yang memilih berdiam diri di kamar kost Shania daripada keluar untuk sekedar mencari makanan seperti Chantika.

"Kenapa siang ini panas banget ya tuhaaaann!!" keluh Chelsea sambil melepas cardigan hitamnya hingga menyisakan kaos putih tanpa lengan.

"Ce bisa geseran ngga?! Gue juga panas!" Kartika menggerutu sembari menggeser Chelsea yang berdiri tepat di depan kipas angin hingga membuat gadis yang akrab disapa Cece itu berdecak kesal.

Tak lama setelah Kartika berhasil menggeser posisi Chelsea, tiba-tiba gadis itu dikejutkan dengan suara ponsel dari arah nakas yang terletak tak jauh dari posisi kipas angin. Kartika segera mendekati ponsel itu, dan rupanya itu milik Lucy. Kartika tahu ketika ponsel berwarna hitam yang berbalut case putih itu berdering dengan layarnya menyala tertera....




📞 Haris Jelek Beban Mama
       Calling.....





"Ci, Haris telfon nih!" ujar Kartika seraya menyodorkan ponsel itu kepemiliknya.

Lucy yang tengah asyik mengobrol dengan Shania dan Chelsea seketika mengarahkan pandangan ke gadis yang kerap dijuluki bak dewi itu. "Kenapa ngga lo angkat? Sekalian silaturahmi ke mantan gebetan."

"Ngaco!"


Lucy terkekeh sekilas dengan ekpresi Kartika lalu beralih mengangkat telepon dari Haris. Sementara itu Kartika segera menjauh dan memilih bergabung dengan Chelsea dan Shania yang kini asyik tertawa karena satu video viral di platfrom sosial media yang kini tengah digandrungi.





"Lo dimana?!"

Baru saja ponsel itu diarahkan ke telinga, Lucy langsung disambut suara mengejutkan dari sang saudara.

Rasa yang MengudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang