23. Batin yang Bertikai

183 44 38
                                    

"How are you?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"How are you?"

"Fine, seperti yang kamu lihat."

Seorang gadis di depan Langit terkekeh, "I'm glad to hear that."

"Langsung aja, kamu mau bicarain apa?"

Gadis itu terlihat menggigit bibir bawahnya diikuti ketukan jemari di atas meja cafe yang mereka tempati saat ini. Jengah sebenarnya Langit menunggu gadis dihadapannya berbicara mengungkap kemauannya menarik Langit ke tempat cozy yang penuh kecanggungan ini.

"Aku mau minta maaf soal aku yang tiba-tiba pergi tanpa pamitan."

Terdengar Langit menghela nafas menanggapi ujaran gadis dihadapannya. "Aku udah lupa sama masalah itu Dis, ngga ada gunanya diungkit lagi."

"Itu buat kamu, tapi ngga buat aku. Aku mau jelasin alasan pergi itu karena...."

"Gama?"

Gladys terdiam mendengar nama yang dilontarkan Langit. Tubuhnya menegang, tanda bahwa dia terkejut ketika Langit menduganya pergi bersama seorang pemuda dari jurusan Matematika bernama Gamaliel Allesandro.

Namun bagi Langit, hubungan antara Gladys dan Gama bukanlah hal baru. Sebelum menjalin hubungan dengannya, gadis bernama asli Senjana Gladys itu memang sudah dekat dengan Gama. Jika Langit bertanya apa hubungan mereka, Gladys pasti akan menjawab bahwa mereka berteman.

Awalnya Langit percaya namun dia mulai merasa risih ketika Gladys terus membawa nama Gama dalam hubungan mereka.


"Sayang, tau ngga kemarin Gama datang ke rumah ngasih oleh-oleh dari Bali..."

"Aku diajak Gama liburan ke Swiss tapi aku tolak karena aku maunya sama kamu..."

"Ngit, Gama ulang tahun enaknya aku kado apa ya? Kemarin dia ngado aku tas branded lho..."


Gama, Gama, dan Gama.. Itu saja yang dibicarakan Gladys jika bersamanya.

Laki-laki mana yang tidak tersinggung jika kekasihnya membahas laki-laki lain dihadapannya. Sekalipun Gladys berkata bahwa Gama adalah teman masa kecilnya, tapi cara Gladys menceritakan Gama selalu dengan rasa bangga.

Langit jelas cemburu, secara tak langsung Langit telah direndahkan oleh kekasihnya sendiri. Tapi apa yang bisa dilakukan Langit, rasa cintanya terhadap gadis yang dia temui ketika acara webinar komunikasi itu membuat Langit berusaha berbesar hati dan menyembunyikan kecemburuannya.

Namun titik sabar Langit mencapai batas tatkala diam-diam Gladys pergi tanpa mengabarinya. Nomor tak dapat dihubungi, rumahnya sepi tak berpenghuni. Pontang-panting Langit mencari Gladys tapi tak ada titik terang Langit bisa menjumpai gadis berpipi tembam dan bermata bulat itu. Sampai akhirnya Langit mendapat secercah harapan terkait keberadaan sang kekasih.

Rasa yang MengudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang