24. Ini Perkara Sebuah Fakta

180 42 5
                                    

Perasaan tak tenang terus menghinggapi Lucy begitu dia kembali bersama Kartika dari cafe yang baru buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perasaan tak tenang terus menghinggapi Lucy begitu dia kembali bersama Kartika dari cafe yang baru buka. Lucy masih ingat dengan apa yang dilihatnya disana, Langit bersama seorang gadis tengah bergandengan tangan. Lucy pun ingat, gadis yang mengobrol bersama Langit adalah gadis yang dia temui pagi tadi dan dikatakan Aji sebagai mantan kekasih Langit.

Berulang kali Lucy menepis pikiran yang memutar adegan seorang gadis menggenggam tangan Langit erat, sementara Langit mendengarkan cerita si gadis dengan seksama. Lucy tak tau apa yang mereka bicarakan, tapi Lucy pikir itu suatu hal yang penting. Lucy berusaha menolak rasa penasaran bercampur curiga itu. Tapi sekeras apapun Lucy menolak tetap saja gadis itu makin dibuat kepikiran.


"Ci! Bisa fokus ngga?!" gertak Samudra tatkala Lucy terus melakukan kesalahan gerakan dalam dancenya.

Hari perlombaan semakin dekat, tapi PASUNDAN terlihat kacau dari biasanya. Usut punya usut mereka menduga ini dari Lucy karena beberapa hari lalu seharusnya Lucy membawa koreo tarian yang sudah dia persiapkan, namun gara-gara insiden malam ghoib itu dia malah melupakan semua. Ditambah lagi hari ini Lucy tak bisa fokus latihan dan terus melakukan kesalahan hingga berujung Samudra membentaknya.

"Maaf kak,.." cicit Lucy pelan, namun Samudra yang terlalu jengkel malah pergi meninggalkan ruang latihan.

Lucy menunduk lesu sembari tangannya terkepal memukul kepalanya.

"Ci are you okay?" Ashaline mencoba mendekat setelah Lucy dibentak Samudra.

Lucy mengangguk, "I'm okay, yuk latihan lagi. Tadi gue sempet blank aja sebentar."

"Lo bohong Ci, gue tau lo pasti ada masalah." Rachela ikut menimpali.

"Engga ada Cel. Gue baik-baik aja, gue tadi ngga fokus gara-gara kepikiran kompor rumah udah dimatiin apa belum."

"Bukan karena DJ Radio itu? gue yakin setelah kejadian di depan lab mesin, lo pasti ada apa-apa sama dia." ucapan yang dilontarkan Ashaline membuat Lucy diam.

Sejenak Lucy menghela nafasnya, perlahan tubuh gadis itu melorot ke lantai diikuti usakan kasar pada rambut panjang terurainya. Lucy tak mengerti kenapa Langit bisa membawa perasaan kacau. Bahkan gadis itu sempat berfikir, apa dia salah sudah bermain-main dengan Langit sejauh ini?

Datang, siaran, pulang, selesai, pikir Lucy akan seperti itu tapi ternyata tidak semudah yang Lucy bayangkan. Dengan Lucy datang siaran berarti dia juga harus siap terjebak dengan Langit. Terutama dalam perasaan, bahkan sekeras apapun Lucy menolak pada akhirnya terjatuh juga.

Sejauh yang Lucy alami, banyak hal baru yang dia dapati ketika bersama Langit. Pertikaian salah paham, kelegaan hati memaafkan, menerima tantangan baru, keramahan keluarga, hingga kehangatan pelukan sudah Lucy dapat dari si pemuda Laksamada.

Kisah-kisah yang dilalui dua insan manusia itu nyatanya mampu menyeret Lucy pada perasaan bernama jatuh cinta. Iya, sebuah fakta jika Lucy menaruh rasa suka pada Langit. Lucy akui, dia termakan ucapannya sendiri. Sekeras apapun Lucy mengelak, Langit mampu mengisi perasaan yang dulu pernah Lucy percayakan pada Hagam--mantannya.

Rasa yang MengudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang