Chapter 8

254 46 19
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

***


Sooji berlari di koridor kampus dengan ponsel bututnya yang masih berada di telinga. Dia menghubungi Kei berkali-kali namun pemuda itu tidak menjawabnya.

Dia menabrak tubuh seseorang yang menjulang tinggi dihadapannya hingga membuat Sooji terjatuh dengan pantat yang mendarat terlebih dahulu di lantai.

"Kau tidak apa-apa?" sebuah tangan kokoh terulur membantunya.

Sooji mendongak mendapati seorang pria tengah menatapnya. Gadis itu mematung, mengerjapkan matanya berkali-kali seakan memastikan apa yang berada di depannya adalah sesuatu yang nyata.

Pria itu memegang kedua lengan Sooji membantunya berdiri ketika tidak ada jawaban dari gadis yang masih terdiam.

"T-terimakasih." akhirnya ia dapat berbicara setelah sebelumnya terkesima akan kehadiran pria yang merupakan dosen dari kampusnya itu.

Pria itu tersenyum ramah membuatnya mengingat-ingat suatu kejadian saat dosen tersebut menatapnya dengan dingin. Ternyata pria tersebut dapat tersenyum sehangat ini.

"Lebih baik kau tidak berlarian di koridor." ia menepuk pundak Sooji dan berjalan kembali melewatinya.

Sooji tercengang kembali menatap kepergian dosen itu. Benar-benar luar biasa sempurna. Surai hitamnya yang terpangkas rapi dengan pakaian yang tampak modis dan senyum hangat yang menghiasi membuat perpaduan yang cukup menarik para wanita untuk mengaguminya.

Tidak seperti Kei yang selalu menampilkan sikap dingin dan suramnya itu. Kei memang tampan tapi dia seorang vampir terlebih tidak bisa tersenyum. Sooji rasanya akan menjadi tua sepuluh tahun saat bersama Kei dengan wajah ketusnya itu. Mengapa dia harus membandingkan dosen tersebut dengan Kei. Sooji menepuk pipinya.

"Mencariku?"

Seseorang yang sedari tadi menjadi topik pergulatan hati Sooji pun tiba-tiba menampilkan wujudnya dihadapan gadis itu.

Sooji langsung menarik Kei menjauh dari keramaian koridor menuju ke sebuah ruangan sepi disana. Ia memutarkan kepalanya kekanan kiri memastikan tidak ada orang yang melihat.

"Aku ingin bertanya sesuatu." lirih Sooji.

"Hmm. Bicaralah!"

"Kau sudah melihat berita pagi ini? Mayat kembali ditemukan dan itu pasti ulah dari kelompokmu?!"

Kei menarik nafas dalam-dalam dan kembali menghembuskannya secara perlahan. "Mungkin itu memang ulah vampir tapi aku tidak tahu setiap pergerakan kelompok lainnya. Kau tidak bisa seenaknya mengira jika setiap penemuan mayat ada hubungannya denganku."

Sooji berdehem beberapa kali mencoba membasahi kerongkongannya, ia merasa tidak enak langsug menuduh Kei tanpa bukti. Ya mungkin bukan pemuda itu yang membunuh manusia tapi tetap saja vampir adalah bangsanya.

Vampire DiariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang