Chapter 24

171 33 10
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalian baca cerita ini dimana?

***

Sore itu sangat cerah, anak-anak kecil berlarian bersama. Ada yang duduk di ayunan, bermain kejar-kejaran, berlomba menaiki perosotan. Yang menjadi sesuatu menarik adalah seorang anak perempuan tengah berjongkok menggambar sesuatu di tanah dengan sebuah batu. Dua buah rambut yang tercepol di sisi kanan kirinya membuat siapapun yang melihat gadis itu pasti akan tersenyum dan setuju betapa menggemaskan dirinya.

Di atas bangku taman, Sooji menipiskan bibir setelah mengabadikan potret gadis bercepol itu dengan kamera ponsel pemberian Kei. Ia menscroll galeri ponsel, menemukan potret dirinya bersama Kei yang sedang bersama. Selfi itu diambil dalam flat yang ia tinggali dengan latar belakang jendela kamar yang terbuka, terlihat langit malam beserta bulan yang samar-samar muncul di tengah banyaknya bintang.

"Ayo bersikap seperti sepasang kekasih lainnya." gumamnya meyakinkan diri sendiri sembari mengulum bibir dengan perasaan senang, Sooji mengubah walpaper ponselnya menjadi foto mereka berdua. Gambar Kei yang tampak datar bertolak belakang dengan pose Sooji memberikan heart sign menggunakan jemari.

"Mianhae, kau pasti sudah lama menunggu." Kei menempatkan diri duduk disamping Sooji.

Sooji langsung menutup ponselnya, memasukan ke dalam saku. "Tidak apa-apa."

"Aku mencari ini." Kei mengulurkan syal yang ia bawa dari mobil, "kau pasti kedinginan." lantas melingkarkannya pada leher Sooji.

"Gomawo." Sooji merogoh saku mantelnya lalu mengulurkan kedua tangan membentuk lambang hati dengan jarinya.

Kei tertawa. Jenis tawa yang tak memperlihatkan gigi namun membuat matanya menyipit hingga bahunya sedikt berguncang.

"Oh, kau bisa tertawa juga."

Kei mendengus, "tentu saja. Aku tertawa dengan orang-orang tertentu." ia beringsut mengikis jarak kemudian mencondongkan wajahnya dan berbisik; "selamat, kau sudah berhasil menerbitkan tawaku."

Dengan memalingkan wajah, Sooji menepuk paha Kei gemas karena menahan malu. Namun sedetik kemudian ia tersadar bahwa tangannya sedang berada di area berbahaya pria. Sedikit naik ke atas sudah dapat dipastikan jika ia akan menyentuh sesuatu. Buru-buru Sooji menarik tangannya kembali dan mematung.

"Jagi-ya aku kedinginan." seru seorang wanita.

"Oh, jagi kemarilah biar ku peluk." seorang laki-laki menarik tubuh wanita itu dalam dekapannya. "Apa ini sudah cukup."

"Hmm, kau hangat jagi." wanita itu lantas mengecup bibir sang laki-laki sebelum akhirnya berjalan kembali dengan bergelayut mesra.

Sooji mengerjap menyaksikan kemesraan sepasang kekasih barusan. Seakan raganya ikut tertarik, mulutnya pun ternganga menatap pasangan tersebut yang masih sesekali saling mengecup bibir satu sama lain.

Vampire DiariesWhere stories live. Discover now