Chapter 23

147 30 11
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

Langkah Sooji terhenti, tangannya dibiarkan menggenggam kenop pintu yang sudah terbuka sedikit. Di depan sana orang yang ia cari sedang berbincang dengan gadis kecil yang umurnya mungkin sekitar lima tahun. Kei berlutut dengan satu kaki yang bertumpu, mengacungkan jari kelingkingnya membuat sebuah janji yang di sambut oleh gadis kecil itu dengan riang. Adegan manis di depannya di akhiri dengan Kei yang mengusap lembut puncak kepala gadis tersebut sebelum akhirnya berjalan sembari menari kecil memasuki ruangan yang berada tepat di samping kamar Sooji.

"Sedang apa kau mengintip disitu?" kata Kei melirik Sooji seraya berdiri.

Sooji sekarang benar-benar melewati batas pintu, keluar ruangan. Ia melangkah canggung ke sebuah bangku panjang depan kamar inapnya dan mendudukan diri disana.

"Siapa tadi?"

Kei tidak menjawabnya langsung. Pemuda itu memilih duduk disamping kanan Sooji, melirik sekilas pada pintu dimana gadis tadi menghilang.

"Pasien di sebelah kamarmu."

"Sakit apa?"

"Keracunan makanan."

"Kasihan sekali." Sooji menatap pintu kamar inap gadis itu.

"Kau ingin menemuinya?"

Sooji tersentak, mengerjapkan mata beberapa kali lantas menurunkan tatapannya dimana Kei sudah terlebih dahulu memandang lekat wajahnya dari jarak yang cukup dekat.

"Ini sudah malam, dia butuh istirahat. Aku tidak ingin mengganggunya." tutur Sooji beralasan.

Kei melipat kedua tangan di depan dada, mencondongan wajahnya mendekat hingga mau tidak mau, pun Sooji menarik kepalanya ke belakang hingga membentur dinding.

"Sayang sekali, padahal diganggu olehmu menyenangkan."

Sepertinya ada kumpulan kembang api yang tersulut dalam diri Sooji, "kata-kata siapa itu barusan?" ia mengulum senyumannya, malu.

"Kekasihmu." bisik Kei menggelitik di telinga Sooji.

Sooji membuang wajahnya hanya untuk menarik garis bibirnya, ia tersipu malu.

"Lalu apa yang kalian bicarakan tadi?"

"Kau ingin tahu?"

Sooji mengangguk mantap penuh antusias. Ekspresinya serius mendengar kata yang akan keluar dari mulut Kei.

"Dia mengajaku berkencan."

"Iya?" mulut Sooji menganga lebar, namun sedetik kemudian ia menutup rapat mulutnya saat menyadari Kei tersenyum melihat tingkah konyolnya. "Bagaiaman gadis sekecil itu dapat mengajak pemuda berkencan." ia menggelengkan kepala.

"Tapi aku menolak. Aku bilang sudah mempunyai kekasih."

Sooji terlonjak berdiri dari duduknya, terkejut. "Kau menolaknya secara terang-terangan?"

Vampire DiariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang