Bagian 13 - Bekas Luka

470 261 355
                                    

Ketika cinta selalu menemukan cara agar kembali kepada pemiliknya.

______________________________________

Flashback

Lalu mendadak kedua tangan gadis itu ditarik turun. Gadis itu terperanjat merasakan tubuhnya direngkuh dari belakang.

"Aland!" pekik gadis itu.

______________________________________

Enjoy 📖

______________________________________

"Kenapa?" sahut Aland santai. "Gak nyampe ya?" lanjutnya.

Emily melirik sekilas buku yang hendak ia ambil tadi kemudian mengangguk pelan pada Aland.

Aland tekekeh lalu mengacak puncak kepala gadisnya itu. "Kamu manusia apa bonsai sih? Pendek amat," ledek Aland.

"Aland!" tegur gadis itu dengan wajah cemberut bercampur kesal karena ejekan sahabatnya.

"Hehe... Iya, becanda," cengir Aland sembari jemarinya mengapit dagu Emi singkat.

"Mau dibantuin?" tanya Aland.

Emily mengangguk cepat.

Aland beralih mengamati rak buku paling atas. "Yang mana bukunya?"

"Yang itu," telunjuk gadis itu mengacung menunjuk satu-satunya buku bewarna lilac di deretan rak atas.

"Ya udah," ujar Aland, kemudian tangannya tanpa aba-aba melingkar pada pinggang Emily seraya mengangkat tubuh gadis itu. "Nah," ucapnya enteng.

Emily terkesiap sampai-sampai tangannya tanpa sadar mencengkram erat lengan Aland di pinggangnya.

"Buruan, berat nih."

Gadis itu buru-buru mengambil bukunya. Lalu segera berbalik menghadap Aland, setelah Aland menurunkannya.

"Kamu kan bisa ambil bukunya langsung Aland! Gak perlu digendong juga," oceh Emily.

"Ya maaf Tuan Putri, kan Aland gak tau..." sahut Aland sembari mengusap kening sahabatnya itu pelan.

Emily segera menarik turun tangan Aland dari keningnya. "Kalau ada yang lihat gimana?" ucap gadis itu was-was.

Aland hanya menarik napas dalam lalu balik menarik tangan gadis itu kemudian merengkuhnya. Tangan Aland mengusap pelan tekuk gadisnya. "Gak akan ada yang lihat, yang mampir ke perpus palingan cuma kamu, Becca, sama Bu Beti."

"Kalau Bu Beti lihat, gimana?" cemas gadis itu.

Aland memundurkan dirinya. "Kalau Bu Beti lihat?" Lalu ia mendorong gadis itu pada rak di belakangnya. "Ya... gak papa. Bukannya dia udah sering mergokin kita nakal-nakalan di sini," ucap Aland santai.

Emily lantas melongo menatap Aland setelah mendengar kalimat anak itu yang sedikit terkesan vulgar baginya.

"Aland! Kamu jangan ngomong yang aneh-aneh deh," ujar Emily seraya berusaha mendorong Aland menjauh.

"Tuan Putri... Sebentar aja," mohon Aland lalu kembali merengkuh gadis itu. "Cuma 10 menit. Aland cuma minta 10 menit kayak gini, sebelum pertandingan mulai," lanjutnya semakin mengeratkan rengkuhannya.

Emily menyerah. Menuruti permintaan Aland, maka ia hanya diam dalam dekapan anak itu sekarang, membiarkan Aland membenamkan wajahnya pada ceruk leher gadis itu, menghirup aroma tubuhnya dalam.

IS IT LOVE?  [On Going]Where stories live. Discover now