Bagian 21 - A Deal Is a Deal

282 94 156
                                    

Perasaan damai tanpa masalah itu sebenarnya lebih penting daripada mempertahankan ego dengan alasan demi harga diri.

_____________________________________

Enjoy 📖

_____________________________________

Flashback

Mengerti akan apa yang Javas perintahkan, Aron meraih botol bir itu lalu melangkah menghampiri Becca dengan senyum meremehkan.

Aron berjongkok kemudian menyodorkan botol itu. "Minum, atau lo gue telanjangin!!"

_____________________________________

WARNING❗ 18+
(Bijaklah dalam membaca.)

Rebecca meringkuk di ujung ruangan itu sembari menggigit ujung kukunya. Ia beralih menatap Aron yang masih berjongkok di hadapannya, beberapa detik ia menatap laki-laki itu lalu kemudian dengan cepat membuang muka lalu menggeleng pelan.

"Lo gak tau diri ya!! Lo tuli?" geram Aron padanya.

Becca masih tidak peduli, ia tetap menggeleng kuat tanpa menatap balik. Melihat itu Aron semakin naik pitam kemudian tertawa meremehkan.

Tiba-tiba tangan Aron naik menarik kasar rambut Becca lalu mengarahkan wajah anak itu untuk menatap ke arahnya.

"Lo ngebet pengen gua telanjangin ya?"

Becca merengut tidak suka, tangannya menepis jambakan laki-laki itu tapi tidak berhasil.

"Pergi... Pergi!! Kalian berengsek!!!" teriaknya sekuat tenaga, tangannya mencoba memukul ke segala arah.

Hal itu lantas membuat Aron berdecak sebal.

"Pegangin dia!!" perintah Aron pada anak Basecamp lain.

"Ahhh!!! Nggak!!!"

Sontak gadis itu berteriak merasakan kaki dan tangannya di tarik oleh pria-pria itu, tubuhnya kemudian di rebahkan di lantai.

"Becca..." lirih Emi dari kejauhan.

Gadis itu jelas saja melangkah hendak menghampiri temannya tapi sayangnya selalu ditahan oleh Javas.

"Lo mau gantiin dia di sana?" tanya Javas pelan.

"Kamu iblis!!" maki Emi sarat akan kebencian.

Javas tersenyum sinis menanggapi itu. "Tenang... nanti giliran elo kok."

"Lepas!!" ujar gadis itu mencoba menepis cengkraman Javas dari lengannya.

"Lo pikir lo siapa? Berani ngasih gue perintah, Hah!!" bentak Javas padanya.

Emi sempat tersentak mendapati bentakan dari laki-laki di hadapannya itu. Demi apapun Emi sangat bingung sekarang, bagaimana caranya agar laki-laki ini mengurungkan niatnya?

"Aku mohon, suruh mereka berhenti..." ucap Emily dengan tatapan nanar.

Raut wajah Javas langsung berubah mendengar permohonan itu, ia tersenyum lembut lantas tangannya naik menyusuri helaian rambut Emily.

"Oh Babe, lo kebanyakan mohon ke gue... gue bukan Aland," balas Javas diiringi kekehan singkat.

Di sisi lain, Aron sedang berdiri sambil membuka sebotol bir di tangannya lalu perlahan melangkah maju mengangkangi tubuh Rebecca di bawahnya, kedua kaki laki-laki itu berada di samping kiri dan kanan tubuh gadis itu.

IS IT LOVE?  [On Going]Where stories live. Discover now