Bagian 15 - In Trouble

324 195 173
                                    

Ada dua hal penting di hidup ini yang saling berkaitan yaitu merasa bersyukur dan merasa bahagia.

_____________________________________

Enjoy 📖

_____________________________________

Emily tertegun mendapati Hansel menatap balik ke arahnya sekarang. Ia dapat melihat senyum miring yang di tampilkan oleh laki-laki itu dari bawah sana dan untuk beberapa detik gadis itu tidak dapat mengalihkan pandangannya, hingga sebuah suara yang melengking mengejutkan mereka.

"Emily!!!" pekik wanita tua itu, siapa lagi jika bukan Ibu Beti penjaga perpustakaan.

Gadis itu tersentak dengan cepat berpaling menghadap wanita itu.

"Melamun saja," omel Ibu Beti, lalu beralih menatap Becca dan Emily bergantian. "Kalian jaga perpustakaan ya. Saya akan keluar sebentar ada urusan," lanjutnya.

"Iya bu..." sahut Emily dan Becca bersamaan.

Ibu Beti mengangguk pelan lalu kembali bersuara, "Ingat! Jangan sampai ada yang berisik."

Emily dan Becca serempak mengangguk cepat.

"Bagus," ucap wanita itu lalu melenggang pergi.

🦋🦋🦋

Aron dan Gibs melangkah lebar melewati lorong utama sekolah bersamaan dengan tiga anak lainnya di belakang mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aron dan Gibs melangkah lebar melewati lorong utama sekolah bersamaan dengan tiga anak lainnya di belakang mereka.

Siapa yang tidak kenal dengan Aron dan Gibs? Seperti halnya sekolah lain, siswa biang onar akan selalu menjadi siswa populer dan setiap kali berselisih dengan mereka di perjalanan kebanyakan siswa lain akan memilih menghindar. Bagaimana tidak, melihat mereka dari kejauhan saja sudah membuatmu bergidik ngeri.

"Lo tau kira-kira itu cewek cupu lagi dimana Gibs?" tanya Aron sembari mengedarkan pandangannya. "Apa jangan-jangan dia lagi sama Aland?" lanjut anak itu.

Gibson menarik napas lantas melirik singkat pada Aron yang sedang berjalan di sampingnya.

"Kalau lo seorang cewek cupu dan benci keramaian, menurut lo akan kemana lo pergi?" ucap Gibs santai.

"Yaa... ke tempat yang gak ada orang lah," jawab Aron cepat.

"Dan dimana tempat yang gak akan ada orang saat minggu class meeting?"

Lama Aron menerawang sembari menimbang-nimbang tempat mana yang Gibs maksud.

Melihat Aron berpikir keras untuk sebuah pertanyaan simpel membuat Gibson memutar bola matanya malas. Sebenarnya sebodoh apa temannya ini hingga harus berpikir begitu lama untuk pertanyaan itu?

Hingga akhirnya mereka berhenti di depan sebuah ruangan berpintu kayu kokoh dengan ukiran rumit namun artistik di tepiannya serta jendela kaca besar di setiap sisi dinding ruangan itu.

Gibson menghentakkan kakinya keras di depan sebuah pintu besar bertuliskan LIBRARY / PERPUSTAKAAN.

Laki-laki beraut wajah dingin itu kemudian mengedikkan kepala ke arah pintu besar ruangan itu memberi tanda pada Aron dan anak yang lain untuk masuk mengikutinya.

BRAK!!!

Suara pintu di buka dengan keras menggema dalam ruangan sunyi itu.

Gibson melangkah masuk lalu mengedarkan pandangannya mencari seorang gadis yang Javas minta untuk dibawakan padanya tanpa menimbulkan kekacauan.

Tak lama kemudian Aron menghampiri Gibs dengan sedikit berlari setelah kembali dari ruang penjaga perpustakaan.

"Gua rasa si wanita tua bangka itu lagi keluar, dia lagi gak ada di ruanganya," bisik Aron pelan.

"Bagus. Sekarang tinggal cari si cewek itu Ron," perintah Gibson.

Aron mengangguk singkat lalu melangkah cepat menelusuri perpustakaan itu, sedangkan Gibson berjalan ke arah ujung sisi perpustakaan dimana terdapat jendela besar dan beberapa meja baca di sana.

Semakin Gibs melangkah mendekat, ia dapat mendengar semakin jelas pula suara dua orang perempuan sedang tertawa pelan dalam percakapan mereka.

Hingga akhirnya benar saja, ia mendapati gadis yang sedang ia cari-cari tengah duduk di meja baca paling pojok dan tidak menyadari kehadirannya.

Gibson pun akhirnya melangkah cepat hendak menghampiri gadis itu namun baru selangkah Gibs berjalan, Aron telah lebih dulu menyerobot jalannya.

🦋🦋🦋

Emily dan Becca yang sedang asik berbincang sontak dikejutkan oleh langkah kaki yang berjalan ke arah mereka.

Emily hanya bisa mengernyit, siapa laki-laki ini yang sedang berjalan ke arahnya dengan tampang yang begitu menakutinya.

"Becca dia... " pertanyaan Emi terpotong ketika ia menoleh dan mendapati raut wajah temannya itu begitu pucat dan ketakutan.

BRAK!!!

Mendadak meja yang ada di hadapan kedua gadis itu terdorong keras menghantam dinding perpustakaan. Semua buku-buku mereka berhamburan tercecer di lantai.

"Aron!!!" teriak Gibson spontan dari kejauhan.

Ternyata Aron pelakunya. Yang dengan lancangnya tiba-tiba menendang meja yang ada di hadapan Emily dan Becca.

Emily terkesiap mendapati perlakuan tak menyenangkan yang dilakukan oleh orang asing yang bahkan tidak pernah ia kenal itu.

Reflek Emi berdiri dari kursinya sembari menatap ke arah Aron, namun mendadak bahu gadis itu dicengkram kuat oleh seorang laki-laki di belakangnya dan ia didorong untuk duduk kembali pada kursinya.

Laki-laki itu menunduk mendekat lalu berbisik pelan tepat di belakang telinga Emily. "Duduk... atau lo mampus!"

Deg!

Dalam hitungan detik jantung gadis itu berdegup kencang. Dia tau sekarang ia benar-benar dalam masalah.

Demi Tuhan! Tidak bisakah sehari saja ia tidak dirundung masalah? Dia tidak pernah melakukan kesalahan apapun sehingga ia pantas mendapatkan ini!

Pikir Emily.

_____________________________________

Bersambung

Terimakasih sudah mengikuti "IS IT LOVE?"
Vote & Coment ya 😁
Love you all 🤍

IS IT LOVE?  [On Going]Where stories live. Discover now