Bagian 5 - Javas Y.

941 647 583
                                    


Yang namanya luka pasti membekas
Gak ada yang bisa balik kaya semula
Seakan-akan semua baik-baik aja

______________________________________

Enjoy 📖

______________________________________

Melihat Aland sudah tertidur, Emily pun ikut memejamkan matanya.

Beberapa saat tertidur gadis itu terbangun mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandinya.

"Aland?" gumam Emi dengan suara serak khas bangun tidur.

Ia mengedarkan pandangannya ke jendela mendapati ternyata sudah sore menampakan langit dengan warna jingganya.

Beberapa menit gadis itu berdiri disana di depan jendelanya hingga ia dikejutkan karena dirasanya kedua telapak tangannya digenggam dari belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa menit gadis itu berdiri disana di depan jendelanya hingga ia dikejutkan karena dirasanya kedua telapak tangannya digenggam dari belakang.

Reflek ia menoleh melihat sahabatnya yang ternyata telah selesai mandi, rambutnya basah hingga menetes kebahu Emily, hanya mengenakan handuk hingga pinggangnya.

Aland sadar jika gadis itu sedang menoleh dan memperhatikannya. Dengan tatapan yang tetap mengarah lurus ke jendela ia berucap.

"Ngapain bengong terus, ntar kesambet aku yang repot lagi."

"Nggak bengong," sahut Emi sembari hendak menarik tangannya dari genggaman anak itu tapi tidak diizinkan malah semakin ditarik mendekat oleh Aland.

"Baru sadar ya Aland ganteng banget sampai di lihatin gitu," cengir Aland.

"Iih, kamu kepedean!"

Yang diajak bicara hanya balas tertawa kesenangan melihat respon gadis itu.

"Aland kenapa gak bangunin aku? Kan jadinya kesorean," lanjut Emi sembari menutup gorden jendelanya.

"Kamu tidurnya pules banget. Gak tega aku banguninnya," ucap Aland sembari berbalik hendak mengambil bajunya.

Emi terdiam memperhatikan Aland kemudian tertegun sejenak melihat sesuatu yang aneh disana lalu menghampiri sahabatnya itu.

"Aland bahu kamu kenapa?" Tangan Emi terangkat mengamati lebam yang cukup banyak disekitar bahu hingga belakang tubuh Aland.

Mendengar pertanyaan Emi, Aland segera mengambil baju kaosnya dan memakainya cepat-cepat mencoba menyembunyikan luka nya tapi tentu saja sudah terlambat.

"Gak papa. Cuma luka biasa," elak Aland.

"Itu bukan biasa Aland. Hampir semua punggung kamu lebam," terang Emi tidak bisa menyembunyikan raut khawatirnya.

IS IT LOVE?  [On Going]Where stories live. Discover now