Bagian 1 - Begin With You

1.3K 753 958
                                    


So many of my smiles begin with you

______________________________________

Enjoy 📖

______________________________________

Tok! Tok! Tok!

"Emi bangun! Kamu mah molor mulu!"

Teriakan dari depan rumah Emi, kurang lebih seperti itulah setiap paginya.

Emi mengerjapkan matanya mendengar suara mengganggu itu dari luar, sudah ia duga pasti Aland yang berdiri di depan rumahnya pagi-pagi buta begini dengan suara berisiknya.

Kadang ia kesal karena Aland selalu pagi-pagi sekali menjemputnya untuk berangkat ke sekolah tapi kadang juga jika Aland tidak datang menjemputnya ia akan kecewa dan terlebih dari itu ia akan khawatir. Karena biasanya jika Aland tidak datang menjemputnya hanya akan ada dua kemungkinan. Pertama itu adalah hari minggu atau yang kedua Aland sedang sakit di rumahnya.

Dan fakta kedua yang selalu Emi takutkan, dulu beberapa kali Aland tidak datang menjemputnya ke rumah ternyata ia mendapat kabar jika Aland sakit, demamnya sangat tinggi sampai-sampai ia dirawat inap di rumah sakit.

Saat-saat itu Emi benar-benar khawatir, alih-alih mengikuti mata pelajaran pertama pagi itu di sekolah, Emi malah berlari menyusul Aland ke rumah sakit. Jadilah ia bolos kala itu hanya demi seorang Aland Kavindara. Ah, seberharga itu Aland bagi Emi, seerat itulah persahabatan mereka. Entah itu rasa simpati terhadap seorang sahabat atau mungkin ada rasa lain diantaranya? Hanya mereka yang tau.

Tapi pagi ini Aland benar-benar sepenuhnya menyebalkan. Demi Tuhan ini masih pagi sekali, gerbang sekolah dibuka hingga jam 7 pagi tapi Aland sudah menggedor-gedor pintu rumahnya jam 5.30 begini. "Apa ia sudah mandi?" pertanyaan itu tiba-tiba muncul dikepala Emi tapi cepat-cepat ia hiraukan dan kembali mengambil selimut untuk menyelimuti dirinya mengabaikan teriakan yang ada di depan rumahnya.

Baru saja Emi ingin kembali melanjutkan tidurnya. Suara ketokan di depan rumahnya semakin keras.

"Emi, kamu jangan tidur lagi ya! Aku tau kamu udah bangun cepet mandi!" Teriak Aland makin kencang.

Mau tak mau Emi bangun dari ranjangnya dengan mata masih setengah terpejam. Menuruti kata-kata Aland untuk cepat mandi maka ia berjalan segera mengambil handuknya hendak mengarah ke kamar mandi. Tapi dari luar Aland kembali bersuara.

"Aduh Emi sayang, ini pintunya dibuka dong Aland udah cape ini berdiri di luar," adu Aland dengan nada sok merajuknya.

Emi mendengus tetapi ada rasa sedikit menggelitik mendengar nada bicara Aland dari luar. Akhirnya Emi berjalan membukakan pintu mendapati Aland berdiri, rapi mengenakan seragam sekolahnya dibalut jaket favorit miliknya dengan tas ransel dipundak tak lupa jam tangan selalu ia kenakan.

Tak heran dengan style seperti itu di sekolah Aland banyak digandrungi banyak wanita, bahkan jika kau anak baru di sekolah yang sama yang secara kebetulan berselisih dengan seorang Aland diperjalanan dapat dipastikan setidaknya kau akan berpaling kebelakang sambil bertanya-tanya dibenakmu, siapa orang itu?

Aland yang melihat pintu dibukakan tersenyum melihat sahabat baiknya yang masih mengenakan baju tidur dengan handuk di sampirkan di pundaknya tampilan rambut Emi yang bergelombang agak acak-acakan khas bangun tidur itu membuat Aland benar-benar tidak tahan untuk tidak menarik Emi mendekat dan dengan gemas mengacak-acak kepala Emi.

IS IT LOVE?  [On Going]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu