Bagian 8 - Si Cupu

806 559 431
                                    

Kalau udah sayang sama orang yang tepat
Ya pasti bakal balik lagi

______________________________________

Enjoy 📖

______________________________________

Malam itu, buru-buru Aland balik menuju rumah Emi tak lupa ia bawakan makanan favorit anak itu. Di perjalanan ia melajukan mobilnya menembus malam. Sesampainya di rumah Emi, segera Aland melesat menuju kamarnya akan tetapi ia tidak mendapati gadis itu disana.

"Emi!" panggil Aland.

Aland keluar dari kamar menuju dapur siapa tau gadis itu ada disana.

"Emi! kamu udah makan belom? aku bawa makanan kesukaan kamu nih."

Ia tidak mendapati gadis itu juga di dapur. Baiklah, kepala Aland mulai berdenyut sekarang dibuatnya.

"Emi kamu jangan ngambek dong. Aku janji gak bakal langsung pergi kayak tadi lagi deh ya," ucap Aland sembari mencari keberadaan Emi disana.

Sunyi tidak ada yang menyahut. Aland kemudian melangkah mencari gadis itu ke kamar seberang tapi nihil Aland tidak mendapati Emi disana. Di toilet hingga halaman belakang pun Aland tidak mendapati Emi disana.

Menarik napas dalam, Aland kemudian bergumam kecil sembari melangkah balik ke ruang tengah. "Ya Tuhan! Emi kamu di mana?!" ucap Aland frustasi.

Di ruang tengah, dari sudut matanya akhirnya Aland mendapati gadis itu berada dibalik sofa depan TV sedang terbaring di karpet bawah sofa. Segera saja Aland menghampirinya. Baru saja Aland hendak bersuara tapi seketika ia urungkan melihat sahabatnya itu tertidur disana lengkap dengan selimut yang menutupi hingga pinggangnya, satu tangannya ia jadikan bantalan sedang tangan satunya memeluk Doodle anjing kesayangannya.

Melihat pemandangan itu membuat Aland mengulas senyum. Aland pun ikut membaringkan dirinya di dekat gadis itu, satu tangannya menyangga kepalanya menghadap Emi, menatap lekat sahabatnya itu dan satu tangannya lagi menyelipkan helaian rambut gadis itu kebalik telinga.

"Gak laper apa?" tanya Aland pelan meskipun ia tau yang diajak bicara pasti tidak akan menjawab. Tangannya berganti mengusap puncak kepala Emi.

"Emi...?" panggil Aland pelan.

Melihat tidak ada respon Aland pun memutuskan untuk menggendong gadis itu menuju kamarnya. Sesampainya di kamar ia rebahkan gadis itu di atas ranjangnya, menaikan selimut yang menutupi tubuh sahabatnya hingga ke atas bahu.

Diam beberapa saat, Aland masih tidak beranjak dari sana. Ia masih duduk di pinggir ranjang.

Hingga tidak lama ia mendengar gadis di hadapannya itu bersuara.

"Ehmm! mamah..." lirih Emi.

Mendengar itu membuat Aland seketika menatap Emi sendu.

"Mmngh!" gelisah Emi lagi dalam tidurnya.

Aland benar-benar tidak suka melihat gadis itu seperti ini. Tangan Aland terulur mengusap pelan kerutan diantara kedua alis sahabatnya, kemudian berganti mengusap pelan pipinya.

IS IT LOVE?  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang