51

42.6K 5K 773
                                    

Happy reading♡
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

HALLO MEY UP!!

Maaf ya mey ngga bisa up cepet, soalnya tugas numpuk bgt ditambah lg bentar lagi ujian, jadi nggak bisa up cepet huhu.

Jangan lupa follow!

Ig : @biintgmysaa & @wp.bintangmeysa

Tiktok : meyyy15_

Yang belum follow akun wattpad mey, follow yuk biar ngga ketinggalan notifikasinya😘🤙.

Tandain typo ya!
_______________

"Ingat lex, Tasbih lo sama Salibnya Naila nggak akan pernah bisa bersatu" ucap Rafli bijak sambil menepuk dua kali pundak sahabatnya itu.

Alex menepis kasar tangan Rafli yang bertengger dibahunya. "Diem lo, gausah bacot!"

Ucapan Rafli itu sukses menohok hati Alex. Mau bagaimanapun ia menyangkal, itu tidak akan merubah kenyataan bahwa ia dan gadis yang ia cintai berbeda keyakinan.

Rafli menatap sebal Alex. "Kan gue cuma ngingetin lo doang anjing"

"Gue nggak butuh"

"Dasar tembok bernyawa" cibir Rafli.

"Eh tapi kan udah dibantu dua Tuhan, kok nggak bisa nyatu sih" ucap Daniel sok bodoh.

"Iya, bantu misahin" sambar Aldo. Daniel dan Rafli sontak tertawa ngakak. Ditambah lagi melihat ekspresi Alex yang begitu tak bersahabat.

"Bacot lo semua" sinis Alex.

Aldo bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju pembatas rooftop. Cowok itu menyesap vape yang ada ditangannya sambil mendongak memandang langit biru yang tampak begitu cerah.

Atensi cowok itu beralih pada bangunan yang berada tepat diujung sekolah.

"Asap" gumamnya sambil memperhatikan atap gudang yang tampak mulai mengeluarkan gumpalan asap.

"WOI ASAP TUH!" pekik Daniel histeris sambil menunjuk kearah gudang.

Alex, Rafli, dan Daniel berjalan ke pembatas rooftop mendekat pada Aldo.

"Kok bisa ada asap?" monolog Aldo.

"Orang bakar sampah kali" jawab Rafli enteng

"KEBAKARAN ITU ANJING!"

teriakan Daniel mengembalikan fokus mereka. Dengan cepat mereka berlari turun dari atas rooftop menuju ruang guru agar memberitahu kejadian ini. Jangan sampai ada korban jiwa.

***

Disisi lain..

Liora menatap takut ruangan yang begitu gelap itu. Ia sangat takut sekarang, keringat dingin terus mengalir dari pelipisnya. bibir yang semula berwarna pink kini berubah menjadi pucat.

Liora berjongkok menenggelamkan wajahnya diatas lututnya yang ia tekuk sambil menangis.

Darah segar mengalir dari hidungnya, bahkan kepalanya terasa sangat pusing.

"Bastian" gumamnya "tolongin gue" lirihnya sambil mengelap darah yang mengalir dari hidungnya.

Liora mendongakkan kepalanya saat mendengar seperti ada suara gemercik listrik. Rasa takut semakin melanda hati dan fikirannya.

ALDO-LIORAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin