36. membawa ke rumah

2.4K 296 11
                                    

Setelah obrolan mereka yang penuh emosi itu hubungan Noval dengan ketiga teman kelasnya kembali harmonis.
Mereka sekarang sedang bertengger di kantin menunggu kedatangan Idar.

"Gua ada sparing abisini. Lo mau liat gak Pal?" Tawar Damar.

Noval mengangkat bahunya. Sebenarnya dia takut jika terus bersama Idar perasaannya akan semakin tertinggal.

Mata hitamnya melirik bayangan seorang pria yang baru saja datang dan duduk manis di samping Damar. Tangannya diletakkan di pundak sahabatnya sambil mengangkat dagunya menyapa Noval. Idar semakin tampan.

Noval senyum dan membalas sapaan pria itu dengan melakukan hal yang sama.
"Ada apaan?" Tanyanya.

"Gua ngajakin dia nonton pertandingan kita."

Idar mengangguk dan merebut segelas es teh milik Damar. "Dateng aja. Kan pengen liat?"

Noval segera mengalihkan wajahnya setelah menangkap lirikan nakal Idar. Senyuman Idar sangat lebar melihat reaksi mantannya.

"Ranum ikut juga kok." Tambah Aldi.

Ranum yang merasa dirinya di sebut menganggukkan kepalanya.

"Ikut aja kali,Jul. Ajak cewe lo juga deh." Rayu Damar.

Ranum yang menyadari ucapan sembrono Damar langsung menjitak kepalanya. Dia melirik Idar yang sedang menganggukkan kepalanya dan bilang,"Gapapa. Kan untuk umum. Emang gua ada hak ngelarang?"

Ranum memberikan cengiran kepada Idar.
Sebenarnya,dia tahu Idar hanya bersikap pura-pura biasa saja.
Bukan hanya dirinya,semua sahabatnya juga tahu itu.

"Ntar deh gue pikirin." Noval melihat seorang gadis cantik berseragam putih abu-abu datang menghampirinya.

Tangan putihnya menyentuh leher Noval. "Val, jadi kan?" Tanyanya.

Noval mengangguk kemudian berdiri dan membawa tas ransel di pundak kirinya.
"Ayo."

"Mau kemana?" Kepo Ranum.

"Kerumahnya,Num. Lo ikut juga?" Sinis Salsa menggoda.

"Ntar gue dateng pura-pura bunting. Biar geger keluarga lo." Balas Ranum.

"Tai!" Umpat Salsa.

Pada akhirnya yang dibawa Noval ke rumahnya adalah Salsa,bukan Idar. Sedikit menyakitkan jika dia mengingat kembali masalalunya. Tapi jika seperti itu terus,Noval tidak akan maju. Dia sangat tahu.

"Gue duluan." Pamit Noval.

"Yaelah. Bucin lo!" goda Ranum.

Salsa tersenyum. "Gua ambil dulu yaa.."

Gadis itu berjalan beriringan bersama Nojul dengan tangan di lengannya.
Ranum melempar pandangan kepada Idar yang diam membeku di tempat duduknya.

"Sabar. Habis ini kan lulus,lo ambil aja Noval." Saran Aldi dengan akal bulusnya.

Idar melirik dan memberikan senyumannya. "Bahkan sebelum lulus juga udah gua ambil lagi." Ucapnya percaya diri.

Ranum terus melihat mata Idar yang tidak ada kebahagiaan sama sekali. Matanya sayu lesu. Idar pasti sering nangis diam-diam.

"Gaya amat lo,cengeng!" Ranum membasuh wajah Idar dengan air es di tangannya kasar dan berjalan pergi meninggalkan mereka be

"Heh! Mau kemana lo?!" Teriak Aldi. Ranum berhenti dari langkahnya dan memberikan jari tengahnya untuk menjawab teriakan Aldi.

Pria itu tersenyum melihat gadisnya sudah melanjutkan jalannya.

"Buset dah.." Damar menggelengkan kepalanya. Apa dia satu-satunya orang yang jomblo disini? Ah,dia lupa.

True Love [ BL | TAMAT ]Where stories live. Discover now