3] PASI

22.1K 2.2K 960
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Kami sudah berkumpul lagi di sekolah pada pukul enam. Radit memimpin briefing untuk mengarahkan kami agar bersemangat pagi hari ini setelah itu kami segera memulai pekerjaan kami sesuai dengan bagian-bagiannya. Aku dan bagian perlengkapan lainnya mengecek ruangan-ruangan yang akan dipakai, menata bangku, proyektor yang akan dipakai untuk menjelaskan teknik MOS dan berbagai perlengkapan lain.

"Cek, cek," ucapku mengecek suara mic di aula.

"Gue aja yang check sound sini!" teriak Gio yang sedang menata bangku itu.

"Jangan! Nanti kamu malah konser lagi," kataku segera mematikan mic hitam di tanganku ini.

"Pelit amat, gue kan pengin nyanyi," katanya.

"Sudah mending kamu persiapkan diri saja, kamu pasti tidak sabar kan untuk tebar pesona ke adik-adik kelas nanti?" ucapku yang menghampirinya untuk membantu menata bangku. 

"Gue mau tebar kenangan aja," ucapnya terkekeh.

Dia mulai mengeluarkan lelucon garingnya lagi, tetapi melihat mimik wajahnya aku jadi curiga. "Kamu menyindirku?" tanyaku.

"Jadi lu merasa tersindir?" Ia balik bertanya dengan menahan tawa. "Ratna makin mulus saja sekarang sehabis putus sama lu, Ngga!" ujar Gio meledek.

Benar yang dikatakan Gio, Ratna memang semakin mulus dan makin cantik saja. Ini salahku tidak memblokir akun-akun media sosialnya, tanpa sadar aku jadi melihat foto-fotonya berseliweran. Beberapa waktu yang lalu tanpa sadar pula aku sudah semakin jauh scroll ke bawah akunnya. Semakin dalam pula aku mengenangnya. Kenapa masih ada rasa kecewa di dada saat harus mengingatnya lagi.

Ini tidak baik, aku harus bisa berpindah hati. Masih banyak cewek yang bisa kudekati. Bagaimana dengan gadis dengan senyum menawan itu? Sepertinya saat melihatnya aku jadi melupakan segala hal. Andai saja gadis misterius itu bersekolah di sini pasti akan lebih mudah bagiku.

"Ngga, kalau lu mau gue kenalkan ke cewek, bilang aja! Gue banyak kenalan," ucap Gio dengan nada seperti mengasihaniku.

"Aku bisa cari sendiri, lagi pula kamu pasti nanti minta bayaran," kataku.

"Harga teman, Ngga," ujarnya tersenyum aneh.

Aku menggelengkan kepala, benar-benar anak ini apa saja bisa dijadikan duit.

"Sudah pas sepertinya. Ada 90 kursi untuk Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, 90 kursi untuk Jurusan Akuntansi, 60 kursi untuk Jurusan Teknik Bangunan," kataku sembari mengecek kertas catatanku.

Sekolah kami memang hanya membuka tiga jurusan, ketiganya benar-benar tidak ada hubungannya. Aku sendiri sejurusan dengan Gio dan Risa, yaitu Teknik Komputer dan Jaringan. Jurusan kami jumlah cowok dan ceweknya tidak jauh beda, berbeda dengan Akuntansi yang hampir semuanya cewek dan Teknik Bangunan yang hampir semuanya cowok.  

Satu persatu para calon peserta didik masuk, wajah-wajah mereka tampak polos. Senyum merekah di bibir mereka, walau ada yang tampak canggung dan bingung mereka tetap duduk satu persatu ke kursi-kursi plastik yang sudah disediakan.

Aku hanya mengamati mereka dari balik bilik di pojok aula di mana peralatan di mana-mana. Kabel-kabel dari speaker dan tombol-tombol pengaturan sound system serta sebuah laptop milik bagian dokumentasi yang akan menampilkan presentasi bagi siswa baru.

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang