7] PANGGIL

13.1K 1.6K 790
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

MOS sudah selesai. Aku dan Risa menjadi Kakak Panitia Paling PHP (Pemberi Harapan Palsu). Aku tidak mengerti kenapa aku dan Risa bisa mendapatkan predikat itu dari para peserta. Siapa yang telah aku beri harapan? Aku tidak mengerti sama sekali. Sampai saat slempang gelar itu dipasangkan kepadaku dan Risa, kami hanya terpaksa senyum untuk menyambut tepuk tangan yang cukup meriah.

 Hari ketiga ini diakhiri dengan acara salam-salaman di aula dan acara perpisahan untukku dan kelompokku. Mereka semua tampak senang dengan berakhirnya MOS. Siapa yang tidak senang dengan berakhirnya acara semacam ini? Wajah-wajah lega mereka membuatku ikut senang pula. Terutama wajah Hana yang selalu cerah dan membuatku tak mampu berpaling jika Sella tak mencubitku.

"Kenapa kamu mencubitku?" tanyaku pada Sella.

"Kakak tidak peka! Aku mau foto bareng Kak Angga!" ucap Sella menarik-narik tanganku serta menunjuk-nunjuk ke arah Aldi.

"Semuanya sekalian saja, ya! Jangan kita berdua doang," jawabku mencoba dengan senyum terpaksa pada Sella.

"Jangan sama Hana!" kata Sella cemberut.

Saat mendengar ucapan itu seketika perasaanku langsung berubah pada Sella dari risih menjadi emosi. "Apa maksudmu Hana tidak boleh ikut?" tanyaku.

"Hana itu terlalu cantik, dia tidak boleh terkena jepretan kamera. Nanti yang dapat foto Hana saat di kamar malah dicium-cium fotonya, kan kasihan Hana ternodai," ujar Sella dengan kesal.

Ada dua perasaan yang datang saat Sella mengatakan itu. Pertama, lega karena ternyata Sella tidak membenci Hana bahkan memuji kecantikannya. Kedua, aku merasa tersindir, tertusuk dan merasa hina karena secara tidak langsung aku telah dituduh menodai Hana padahal yang kucium itu kan cuma layar ponselku.

"Kak Aldi! Sini kami pengin difoto!" teriak Sella dengan keras.

Karena Aldi tidak menoleh, dengan cepat Sella melangkah untuk mendekati temanku yang tengah memotret Gio yang dikerubuti cewek-cewek itu. Sementara Sella pergi aku segera mendekati Hana.

"Hana, ke mana kamu saat acara mencari tanda tangan tadi? Maaf kamu jadi tak dapat tanda tanganku," kataku dengan nada bersalah.

"Mencari, tanda-tanda?" tanya Hana seperti tidak mengerti.

"Bukan tanda-tanda, tetapi tanda tangan. Aku seharusnya mencarimu untuk memberikan tanda tanganku sehingga poinmu bertambah, maaf ya," kataku lagi.

"Tanda-tanda itu tidak perlu dicari. Sekarang sudah tampak tanda-tanda akhir zaman di mana-mana. Kadang di situ aku sedih karena kita tidak tahu kapan nyawa ini akan terus bersama raga," kata Hana dengan wajah yang menggemaskan.

"Boleh aku mencubit pipimu?" kataku tanpa sadar. "Maaf, maksudku, boleh aku tahu di mana kamu tinggal, Hana?" tanyaku yang tidak begitu memedulikan jawaban dia sebelumnya.

Matanya itu terbuka lebar dan menatapku dengan fokus. Detak jantungku masih terus merasa terpacu setiap menyadari bahwa dia melihatku. Bahwa dia menganggapku ada di depannya. Walau sesungguhnya dia tak pernah menyebut namaku, tetapi itu tidaklah penting. Intinya, aku benar-benar menyukainya. Sangat! Banget! Paling suka!

"Pipiku berminyak kalau dicubit tanganmu bisa kotor," katanya cemberut.

Jangan itu yang dijawab! Pertanyaan yang kedua, Hana! Ah, mana ada aku memarah-marahinya. Berdiri di depannya begini saja sudah membuatku senang. Jangan sekali-kali menegurnya! Dia sempurna di jalannya sendiri!

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang