8] CEBAN

13.8K 1.5K 894
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Selama lebih dari seminggu ini rasanya cukup susah untuk bertemu dengan Hana. Aku sering bertemu dengan Sella. Dia masih sering menghubungiku, tetapi aku tidak membalasnya. Kadang aku balas juga akhirnya. Sebenarnya aku ingin katakan langsung padanya bahwa aku tidak menyukainya, tetapi jangan dulu. Aku khawatir dia bunuh diri.

Masalah Hana, sebenarnya aku sudah mencoba meneleponnya, tetapi selalu tidak diangkat. Aku tidak ingin mengirimnya pesan entah kenapa aku tidak ingin. Mungkin saja efek trauma karena di masa lalu ada yang membalasnya, tetapi bukan Hana. Aku juga bingung kenapa aku terlalu terburu-buru ingin mendekatinya? Padahal dia bilang padaku bahwa dia maunya pelan-pelan saja—saat dia menyuruhku mencubit pipinya. Selain dia minta pelan-pelan, dia juga minta kepastian—saat dia tidak mau mengatakan di mana rumahnya. Kata-katanya sebenarnya punya teka-teki, dia bukan sekedar melontarkan kata-kata yang tidak ada hubungannya dengan apa yang aku katakan, tetapi dia punya hidden message di setiap ucapannya. Sebenarnya itu hanya sebagai alasan bagiku agar tetap berpikir positif padanya.

Hari Jumat di sekolah menjadi hariku memakai seragam praktik. Jadwal sampai jam tiga aku belajar di ruang praktik bersama Pak Wiwit. Bagiku dia adalah guru yang asik, semua dibuat santai sehingga kami bisa belajar sambil bercanda juga. Selonjoran dilantai sambil merangkai CPU lalu Pak Wiwit bercerita tentang masa mudanya ketika dia menjadi jagoan kampung. Entah itu benar atau tidak, kisahnya selalu menarik perhatian.

Jam dua lebih, Pak Wiwit pergi, dia bilang sih mau menyelamatkan dunia, tetapi mana kami percaya. Selama dia pergi, aku ada di kantin bersama Gio, Aldi dan Risa. Kami memang sering berempat akhir-akhir ini karena kami kini satu kelas. Terkadang Gio akan berkumpul dengan anak-anak musik kalau mereka datang. 

"Malas sekali kita ada pelajaran Ibu Markonah habis ini,"ucap Gio yang tengah menggunakan tusuk gigi padahal dia belum makan.

"Kita tiga tahun bertemu guru galak itu," sahut Aldi yang tengah memainkan ponselnya.

"Kamu diam saja, Ris," kataku ke Risa.

"Pengin sok cool," jawabnya singkat.

"Cewek itu sok cantik bukan sok cool," kataku pada Risa.

"Sok cantik itu berarti enggak cantik!" jawab Risa singkat.

"Berarti kamu cantik, ya Ris?" tanyaku.

"Risa cantik kok," sahut Gio.

Aku langsung bisa melihat lirikan Gio ke Risa dan sebaliknya. Mereka tampak canggung, terlebih Risa yang pipinya memerah.

"Besok lu berangkat ekskul, enggak?" tanya Gio ke Risa.

"Berangkat aja, gue pengin ngedrum," jawab Risa. "Lu sendiri?"

"Berangkat, gue pengin lihat lu ngedrum," jawab Gio cengengesan.

Aku diam saja mendengar mereka berbicara. Risa memang tampak cuek dengan Gio, tetapi dia peduli. Aku sebenernya bisa merasakan kalau Gio itu suka sama Risa. Lucu aja melihat mereka berdua. Sementara mereka mengobrol aku menguping obrolan kumpulan cowok kelas sebelas di meja sebelah.

"Ada adik kelas cantik banget," tanya sebut saja Jamal.

"Mana? Mana?" sahut sebut saja Udin.

"Anak Akuntansi 1, namanya Hana. Sudah aku godain kemarin," kata si Jamal.

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang