28] ASTAGA

13.6K 849 1.2K
                                    

Aku dan Gio bukan teman yang mudah berselisih, kami hampir selalu akur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan Gio bukan teman yang mudah berselisih, kami hampir selalu akur. Jadi, masalah kesalahpahaman antara kami langsung mereda tanpa menunggu banyak waktu. Bahkan, aku dan Gio akan bersama-sama mencari pelaku sebenarnya. Gio menamai investigasi kami dengan Program Rahasia Dua Mata-mata Muda, Tampan dan Rupawan. Kayaknya tiga kata terakhir sangat tidak penting, tetapi biarlah..., kurela..., melepasmu..., meninggalkan aku....

Sekarang, aku sedang menunggu para betina memasak di dapur sembari bermain gaple bersama para jantan. Peserta yang kalah main akan diolesi balsam oleh peserta lainnya. Tidak tanggung-tanggung, aku sebagai yang paling payah harus menderita kepanasan karena balsam sudah mencoreng wajahku dan parahnya lagi Gio menempelkan balsam ke bibirku. Setan dia!

"Bibirku jadi melar pasti nih, kayak pinang dibelah dua," kataku sembari merapikan kartu gaple.

"Apaan enggak nyambung pepatahnya," sahut Aldi yang dari tadi menahan tawa sembari memotretku dengan kamera yang seakan tak pernah jauh-jauh darinya itu.

"Seksi tau bibir lu, Ngga! Jadi enggak tahan pengin gue cipok," ucap Gio yang dari tadi menertawakanku. Dasar jahanam! Aku balas di giliran ini.

"Kocok lagi, Ngga," kata Bang Haris yang hanya bisa senyam-senyum.

"Kocoknya jangan terlalu cepat, nanti keluarnya cepat juga," sahut Gio yang langsung disambut tawa oleh Aldi.

Aku mengocok sembari memerhatikan tampang ketiga rivalku itu. Kali ini, aku tidak akan kalah. Aku akan mengoleskan balsam ke kalian tanpa tanggung-tanggung, tanpa ampun dan tanpa belas kasihan. Paling ke Bang Haris enggak tega, bagaimanapun juga, dia adalah orang yang pernah melewati jalan yang sama dengan Hana untuk sampai ke dunia ini. Aku tidak akan melukai Bang Haris.

Permainan menjadi tegang, kami menyembunyikan kartu masing-masing. Putaran demi putaran mengikis kartuku menjadi sedikit, Gio terlihat paling banyak punya kartu. Sementara itu, Aldi dan Bang Haris telah menghabiskan kartu mereka. Aku sudah yakin akan menang dari Gio yang terlihat mulai was-was akan seringaiku.

Gio mengeluarkan satu kartu dengan lima titik merah dan satu titik merah sebagai penyambung. Kartuku satu-satunya kutaruh dengan bangga dua titik merah dan lima titik merah yang menyambung kartu milik Gio. Aku memenangkan duel panas ini, Gio menggeleng sembari menaruh semua kartunya.

"Ngga, ingat saat-saat kita bersama! Jangan tega, Ngga!" ucapnya memelas. "Kita pernah makan bareng, main bareng, tidur bareng, lu masa mau lupain itu semua begitu saja, Ngga," tambahnya yang sudah ingin beranjak dari tempat duduknya saat aku mengambil balsam tanpa mengukur banyaknya.

"Ini untuk segalanya yang kamu berikan, Gio," kataku yang memberi kode pada Aldi dan Bang Haris untuk mencengkeram Gio agar tidak kabur.

Dengan penuh rasa dendam membuncah, aku mengoleskan balsam ke bawah matanya, agar dia kepanasan. "Rasakan!"

Gio berteriak dan aku tertawa terbahak-bahak melihat dia tersiksa dengan rasa panas itu. Balsam Gatalya memang sangat panas, telah diuji di Havard dan Oxford sebagai balsam bermutu tinggi dengan kualitas terjamin karena berasal dari bahan bermutu. Balsam Gatalya memberikan sensasi panas luar biasa. Pegal linu merdeka, rasa tersiksa seperti di neraka!

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang