Losta Connecta 「END」

11] SURAT

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Aku ingin sejenak berpendapat tentang Sella. Dia itu sangat menyebalkan. Semua orang pasti tidak mau diteror terus-terusan, kecuali orang aneh. Hampir semua pemberitahuan di sosial mediaku berasal darinya. Ia memberikan like dan komentar di setiap postinganku di Facebook dan Instagram, ini pun sebenarnya salahku karena aku yang memberikan username akunku padanya. Kalau masalah mengirimku banyak SMS dan chat  beruntun di Line dan BBM, itu aku salahkan dia. Selain itu, dia juga me-retweet semua ocehanku di twitter. Itu benar-benar tidak lucu. Ingin rasanya aku memblokirnya, tetapi aku tidak pernah melakukan hal-hal semacam itu. Terakhir kali ada yang seperti itu, tetapi tidak sampai begitu ekstrem seperti ini.

Aku tidak membencinya, aku hanya kesal padanya. Semua pengurus OSIS mengolok-olokku dengannya dan itu tidak kusukai. Walau aku tau mereka bercanda, tetapi tetap aku tidak suka. Sella bagiku menyebalkan dan tetap mimpi buruk, monster. Bahkan kalau dia cantik sekalipun, aku tetap tidak menyukainya, tetapi setidaknya aku tidak akan menyebutnya monster paling medusa.

Rasanya memang jahat ketika harus mengejek fisiknya yang sejujurnya tidak jelek, tetapi menggelikan. Walau aku tidak melontarkannya ke dia secara langsung, tetap saja aku telah mengolok-oloknya. Kalau dia tau dan dia anggap itu memang jahat, aku akan minta maaf sekaligus senang jika dia akhirnya menjauhiku. 

Kalau dia teman dekatku mungkin mudah saja aku mengatakan padanya bahwa pipinya seperti adonan roti, atau warna giginya seperti yang lewat di kali. Mudah sekali, tetapi aku masih menganggapnya orang yang baru aku kenal kemarin, aku belum bisa sejujur itu. Seharusnya orang juga tau hal itu dan tidak menganggapku munafik karena tidak terus terang. Aku hanya menjaga perasaannya.

Aku juga mengatakan dia seperti panda, lebih tepatnya preman panda—panda preman juga boleh, bebas— karena dia suka memalak. Kakaknya saja dipalak sama dia. Tentu saja kami—aku,Gio dan Risa—tidak akan memberi tau yang lain kalau Sella adalah adiknya Aldi. Sudah jelas karena Aldi malu punya adik seperti Sella. Sabar ya, Al!

Kalau Gio berada di posisiku dia pasti akan memblokir akun-akun yang melakukan spam padanya. Dia disukai banyak cewek dan aku tahu banyak juga yang terlalu menyukainya dan kemudian memberikan teror padanya. Beberapa kali dia menceritakan itu padaku. Walau beberapa dari tukang terornya itu, kemudian menjadi pacarnya. Semoga Sella tidak jadi pacarku!

Gio bilang hal yang akan membuat kita merasa terisolasi bukanlah kesendirian, tetapi ketenaran, popularitas. Aku setuju dengannya, seorang artis kadang tidak bisa hidup tenang karena selalu diawasi oleh paparazzi. Kehidupan mereka benar-benar menjadi terisolasi karena pribadi mereka adalah konsumsi publik. Akan tetapi, Gio tetap suka musik dan dia akan terus bermusik. Jadi, ia katakan padaku bahwa ia akan menanggung risiko apa pun jika dia terkenal suatu hari nanti. Aku cuma bilang ke dia agar jangan kepedean! Akan tetapi, silakan saja kalau mau bermimpi, toh kalau bisa mimpinya pasti bisa wujudkannya.

Aku sendiri tidak ingin terkenal. Aku hanya ingin bersama orang yang aku suka dan menghabiskan waktu bersamanya. Sekarang tentu saja aku ingin selalu bersama Hana. Dia bukan sekedar orang yang aku suka, tetapi lebih dari itu. Dia pengalih perhatianku dari segala masalah. Dia obat hati.

***

Hari Minggu aku habiskan untuk memancing bersama Ayah. Aku bicara dengannya tentang Ibu dan dia menanggapinya dengan datar. Aku tahu dia tidak ingin membahasnya. Satu hal yang aku tahu, yaitu bahwa Ayah membiarkan Ibu melakukan apa yang Ibu suka. Aku tidak mengerti maksudnya. Aku tanyakan ada masalah apa sebenarnya, Ayah hanya menjawab bahwa mereka tak ada masalah apa pun. Baiklah, mereka memang suka memendam masalah untuk diri mereka sendiri. Aku dan Nala hanya anak-anak yang dianggap tidak berpengaruh untuk kehidupan mereka. Ok, fine!