23] JUJUR

9.1K 1K 1K
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Bantal guling ini sudah tidak ada fotonya Hana. Terakhir aku buang karena aku ingin melupakan Hana. Namun, sekarang aku sama sekali tidak bisa membuang Hana dari pikiranku. Dia, dia dan dia saja yang aku pikirkan sekarang. Aku tidak bisa tidur!

Apa benar dia berbohong? Sepertinya dia tidak berbohong. Aku salah! Empat anak itu yang menjebak Reno. Ya, jelas sekali empat anak itu adalah anak-anak suruhan Adnan. Akan tetapi, kenapa aku juga menuduh Adnan? Dia pasti sudah yakin akan menang buat apa mengotori dirinya sendiri? Jadi, sepertinya aku harus kembali pada teori semula bahwa Reno memang melakukan hal itu.

Jika hal itu terjadi berarti hubungan Reno dan Hana sedang tidak baik. Mereka mungkin saja putus. Tidak, kenapa aku menjadi senang? Mereka tidak boleh putus dengan cara seperti itu. Lagi pula, sekarang bukan saatnya memikirkan hubungan Reno dengan Hana atau Hana dengan aku. Ini saatnya memikirkan masalah tentang posisi Reno yang ada di ujung tanduk untuk terus menjadi calon ketua OSIS atau tidak.

Reno jagoanku untuk maju dan jika dia mundur atau dipaksa mundur aku tidak bisa menerimanya. Ini baru tahap pertama dan dia sudah gugur? Sangat tidak lucu! Kemungkinan aku tidak bisa bertemu dengannya karena dia pasti diskors, mungkin hari Sabtu saat ekskul aku bisa menemuinya.

Hana aku akan tidur. Kamu pernah bertanya apa aku bisa berhenti menyukaimu? Aku jawab meski semua orang di dunia menyuruhku berhenti aku tidak akan berhenti. Itu berarti aku pun tidak bisa menyuruh diriku untuk berhenti. Logikaku mengatakan aku bisa melupakanmu, tetapi perasaanku bilang itu mustahil.

Aku ingin bertanya padamu, Hana. Saat ini aku harus percaya mana? Tentu jawabanmu bisa jadi seperti ini, 'percaya tidak percaya itu adalah soal keyakinan dalam dirimu. Aku percaya berita di televisi karena ada gambarnya, aku tidak percaya berita di radio karena tidak ada gambarnya. Namun, aku percaya Tuhan yang tidak aku tahu wujudnya, tetapi mengirimkan dirimu untuk bisa aku pandang.' Kemudian aku geregetan dan tanpa bisa mengontrol diri, aku akan menciumnya. Astaga, aku masih gila! Hana, aku menyalahkanmu!

***

Kamis ini aku kurang semangat, ya di sekolah aku duduk sendirian. Aldi tidak berangkat, aku sendirian di pojok kelas. Pas banget sambil meratapi nasib. Ditambah pelajaran Bahasa Indonesia, Evi yang langganan peringkat satu itu disuruh membaca puisi di depan kelas. Puisinya ditujukan untuk Ibu.

Padahal aku sudah mulai melupakan masalah Ibu, tetapi sekarang diingatkan lagi. Aku tidak ingin mendengar puisi itu sehingga aku memilih pura-pura tertidur. Mengalihkan pikiranku untuk tidak fokus pada setiap bait yang Evi kumandangkan.

Hidupku sudah terlalu sulit, di mana semula kebahagiaan datang mulai hilang satu per satu. Aku tidak seharusnya membenci Ibu, tetapi dia membuatku kesal. Aku tidak tahu masalahnya dan selamanya tidak akan tahu kalau dia tetap seperti itu. Sepertinya aku akan kembali pada pilihan semula, membuat Ayah menceraikan Ibu.

"Angga, coba baca puisi Evi sekali lagi," teriak Bu Hera yang ternyata mengamatiku.

Semua anak menengok ke belakang, serasa aku adalah seorang maling yang baru saja ketahuan. Bu Hera menyuruhku untuk maju, ya aku berdiri dengan canggung dan akhirnya mau maju. Terlihat wajah Risa dan Gio seperti menahan tawa, sudah pasti karena ekspresiku.

Evi memberikan bukunya padaku. Ya, di situ ada puisi yang harus aku baca. "Sekarang, Bu?" tanyaku ke Bu Hera.

"Iya, Angga. Silakan," kata Bu Hera membuatku menelan ludah.

Losta Connecta 「END」Where stories live. Discover now