22] BOHONG

11.5K 1.1K 1K
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Aku dan Nala berangkat ke Tangerang. Awalnya Nala tidak mau, ya tetapi aku bujuk akhirnya dia mau. Dia sepertinya belum memaafkanku karena dia hanya diam saat aku meminta maaf karena kata-kataku Selasa lalu. Seharusnya aku sadar saat itu dia sedang sedih, tetapi aku malah mengeluarkan kata-kata yang menyakitinya. Aku benar-benar menyesal. Aku tidak ingin dia marah lagi seperti dulu saat aku mencuri pembalutnya karena penasaran bentuk pembalut bersayap yang bintang iklannya anggota JKT48.

"Nal, pegangan padaku yang erat," kataku ke Nala.

"Iya," jawabnya yang tetap tidak mau berpegangan padaku. Kalau dia terjengkang dan tertabrak tronton aku tidak mau tanggung jawab.

Apa yang akan aku katakan pada Ibu ya? Aku bingung harus dari mana memulainya. Apa aku harus minta maaf padanya terlebih dulu? Aku sudah membentaknya waktu itu, sepertinya aku harus minta maaf. Setelah itu aku akan meminta penjelasannya, mengapa dia mengusir Nala. Aku juga akan bertanya padanya mengapa pembalut harus bersayap.

Satu jam lebih aku mengendarai motorku sampai bokongku pegal, akhirnya aku sampai di rumah Nenek. Ini adalah rumah yang bangunannya terlihat kuno, karena hampir semuanya masih memakai kayu. Akan tetapi, rumah itu terlihat cukup nyaman dan sejuk karena ada pohon mangga di depannya. Langsung saja, aku dan Nala menuju ke beranda rumah.

"Nenek, cucu bagusmu datang," kataku sembari mengetuk pintu.

"Nenek, cucu ayumu juga datang," teriak Nala ikut-ikutan.

Kami menunggu beberapa saat dan akhirnya kami melihat pintu kayu itu terbuka dan keluarlah Nenek. Wanita yang usianya sudah kepala enam itu terlihat masih sehat, walau keriput di wajahnya terlihat jelas dan rambutnya juga sudah beruban, tetapi selain itu dia tampak segar. Ia tersenyum melihat ke arah Nala, tetapi malah melotot saat melihat ke arahku.

"Kamu anak yang mencuri manggaku, ya?" tanya Nenek menunjuk ke arahku. "Dasar anak Nakal!" dia kemudian memukulku dengan kesal.

"Nenek ini Lana! Masa lupa, ini cucumu yang paling bagus," kataku sembari menamengi diri dengan tangan.

"Lana, kamu Lana cucuku?" tanya Nenek berhenti memukulku.

"Iya, Nek," kataku.

"Bohong," jawabnya.

"Asli, bisa dilihat, diraba, diterawang, ini asli, Nek!" kataku lagi.

Ia kemudian melihatku dengan seksama, meraba-raba wajahku dengan teliti. "Ini, Lana cucu Nenek?" tanya dia.

"Iya, Nek," jawabku meyakinkannya lagi.

"Sudah gede ya," kata dia menepuk pipiku, "mirip Barry Prima," tambahnya.

Padahal terakhir kali aku bertemu Nenek adalah sekitar empat bulan yang lalu, tetapi sekarang dia lupa denganku dan malah mengatakan aku sudah gede. Apa empat bulan lalu dia melihatku seperti kuaci? Entahlah.

"Astaga, siapa itu?" jawabku tidak tahu siapa sebenarnya Barry Prima.

"Aktor tahun delapan puluhan, Kak," jawab Nala, "Nenek kan dulu fangirl-nya Barry Prima," tambah Nala tertawa singkat.

"Ganteng dong, Nek?" tanyaku ke Nenek.

"Enggak," jawabnya.

"Lalu apa?"

"Hensem," jawabnya sambil mencubit pipiku.

Ketawaku pecah mendengar ucapannya. Begitu juga dengan Nala. "Nek, Ibu di dalam?" tanyaku kemudian.

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang