Chapter 4

2K 190 11
                                    

Pukul 8 malam, New menunggu kepulangan Tay. Beberapa hidangan telah siap tersaji di meja makan. Makanan spesial untuk orang spesial. Ya begitulah gambaran New saat ini.

Tapi kenyataannya, Tay belum juga menampakkan diri beberapa jam kemudian. New merutuki dirinya yg lupa meminta nomor telepon Tay. Ia tak kehabisan akal. New menelepon papanya.

"Halo, pa"

"Halo New. Ada apa?"

"Apa kau melemburkan karyawan di perusahaan kita?"

"Tidak, New. Mereka sudah pulang pukul 7 tadi. Seperti biasa. Apa ada masalah?"

New melirik jam dindingnya. Sekarang pukul 11 malam. Itu artinya Tay sudah pulang 4 jam lalu. Pergi kemana dia?

"Oh, yasudah pa"

"New New. Tunggu"

"Hm?"

"Apa kau sudah melakukan misi kita?"

New tau maksud papanya.

"Belum. Kami belum melakukan apapun semalam. Dia terlihat sangat sibuk dan aku juga sangat lelah"

"Ck! Bagaimana bisa? Aku harus merencanakan sesuatu lagi untuk mendekatkan kalian"

"Apa papa memiliki rencana?"

"Tentu. Tunggu saja tanggal mainnya, New. Kau juga harus melakukan misimu saat itu juga"

New diam. Apalagi yg direncanakan papanya kali ini?

"Hm. Terserah papa saja"

New mematikan sambungan teleponnya. Ia menatap nanar beberapa masakan di depannya itu.

"Sia-sia aku membuat ini semua. Dasar, membuatku lelah saja"

Pada akhirnya New membuang semua masakan itu ke tempat sampah. Semuanya telah dingin dan tak sedap lagi untuk dimakan. Usai membersihkan semuanya, New kembali ke kamar mengistirahatkan tubuhnya. Persetan dengan Tay. Ia tak peduli kemana pria itu pergi. Yg membuatnya kesal karena ia telah membuang tenaganya untuk memasakkan hidangan malam untuk Tay yg bahkan tak pulang ke rumah mereka.

***

Beberapa hari kemudian Tn. Teecha bersama New mengadakan pertemuan dengan Tay dan Tn. Viho.

Tn. Teecha langsung berbicara pada intinya.

"Tay. Kudengar kau dan purtraku belum melakukan apapun sejak pernikahan kalian. Apakah itu wajar?"

Sontak Tay langsung menatap New yg juga menatapnya. Beralih menatap ayahnya.

"Emm... tentang itu..."

"Kau bilang kau mencintai New. Bukankah itu alasan kau mau menikahi putraku? Atau jika tidak... kau mau menikah dengan New karena memiliki rencana tersembunyi?"

"Apa yg papa pikirkan? Apa maksudmu aku memiliki rencana tersembunyi?" Elak Tay langsung. Awalnya ia sedikit terkejut karena mertuanya hampir mengetahui maksudnya.

Tay menggenggam jemari New erat di atas meja.

"Aku mencintai New. Sangat mencintainya. Hanya saja... kemarin aku terlalu sibuk dengan urusan perusahaan. Maaf karena aku mengabaikan hal itu" lanjut Tay.

New menatap Tay disampingnya. Haruskah ia mempercayai ucapan pria itu? Apa Tay serius mencintainya? Lalu bagaimana dengan dirinya? Apa New mencintai Tay?

"Hmm... kurasa Tay benar. Bukankah akhir-akhir ini dia sibuk mempelajari semuanya di perusahaanmu? Aku sangat mengerti putraku ini. Dia akan bekerja keras demi kesuksesan. Dia juga banyak membantumu di beberapa hal mengenai perusahaan, bukan?" Sahut Tn. Viho.

Dark Romance END ✅Where stories live. Discover now