Chapter 10

1.6K 167 17
                                    

Siang itu di suatu cafe, New mengajak sahabatnya bertemu. Ia ingin meluapkan keluh kesahnya pada sang sahabat mengenai suaminya yg beberapa hari ini tidak pulang ke rumah.

"Gun. Bagaimana menurutmu? Tay. Dia tidak pulang ke rumah beberapa hari ini. Aku semakin curiga dia memiliki seseorang lain"

Kau benar. Dan orang itu adalah aku.

"New, kau yakin? Apa yg membuatmu curiga? Apa kau pernah bertemu dengan orang itu?"

New menggeleng.

"Aku tidak tau dan belum pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa dia seseorang yg baik hingga Tay sangat menyukainya"

Aku memang sangat baik. Merelakan kau menikah dengan kekasihku, kurang baik apa aku?

"Tenanglah, New. Jangan berpikir negatif dulu. Siapa tau mereka hanya berteman atau klien pentingnya"

"Tidak, Gun. Aku sangat yakin Tay memiliki hubungan dengan orang bernama By itu"

"Apa kau sedang cemburu? Bukankah kau bilang kau memiliki perasaan dengannya?"

"Aku... tidak tau. Saat ini aku hanya merasa sangat takut. Aku belum siap kehilangannya"

Cepat atau lambat kau akan tetap kehilangannya, New.

Gun mengelus bahu New lembut.

"Aku salut denganmu, New. Meski begitu, kau masih bisa menyukai suami brengsekmu itu. Kuharap hubunganmu dengannya lekas membaik. Aku tidak ingin sahabatku yg satu ini bersedih terus. Kau sedih, aku juga ikut sedih"

New menatap Gun. Sahabatnya itu benar-benar baik dan sangat memahaminya.

"Terimakasih, Gun. Kau selalu ada untukku disaat seperti ini. Aku tidak tau bagaimana jadinya jika kita berpisah. Hanya kau satu-satunya sahabat terbaik yg kumiliki"

"Hei, New. Selamanya kita akan tetap bersama. Singkirkan semua pikiran negatifmu padaku. Kau boleh negatif thinking tentang suamimu. Tapi jangan denganku. Kita sahabat selamanya. Oke?"

New mengangguk lega. Mereka saling berpelukan sayang antara sahabat.

Maaf, New. Dari awal Tay memang milikku. Bukan aku yg merebut dia darimu.

***

Malam harinya, Tay masih belum juga pulang ke rumah mereka. Berulang kali New menelfon masih tetap sama. Tak ada jawaban dari suaminya itu. New bosan. Ia menelfon papanya.

"Halo. Ada apa, New? Papa sedang sibuk masak ini"

New mendengar dentingan wajan dari seberang telfon.

"Hm... Pa. Apa malam ini aku boleh tidur dirumah bersamamu?"

"Dengan papa? Kenapa? Lalu suamimu bagaimana?"

New memikirkan jawaban yg tepat.

"Hmm.. malam ini dia juga tidur dirumahnya sendiri pa"

"Apa? Bisa-bisanya dia meninggalkanmu sendiri"

"Itu... aku yg menolak. Aku merasa canggung tinggal di tempat asing" bohong New.

"Ck. Yasudah. Papa akan mengirim supir untuk menjemputmu sekarang. Disini papa juga khawatir kalau kau sendirian disana. Tunggu sebentar, New"

"Ehm.."

BIP!

Beberapa menit kemudian sebuah mobil datang menjemput New dan membawanya ke rumah papanya. Sesampainya di rumah New langsung menemui papanya yg baru selesai dari kegiatan masaknya.

Dark Romance END ✅Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz