Part 33 || Badai Menyerang

2.8K 407 122
                                    

Emot buat pasangan ini dong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Emot buat pasangan ini dong....

Btw ini part terpanjang yang dari cerita Saka dan Jessie dengan 3437 kata, aku sengaja bikin yang panjang karena kebetulan ide aku lagi lancar buanget. Hihihi 😁

Nggak lupa aku ingetin sebelum membaca follow Unianhar, vote dan komentar biar aku makin semangat lagi lanjutin cerita ini. Terima kasih 😗😗😗

----------------

"Penyembuhan lukanya bagus. Anda bisa pulang hari ini." Dokter Saka berdiri tegak setelah memeriksa luka jahitan pada kepala pasien. Sarung tangannya dilepas satu persatu kemudian dimasukkan ke wadah di atas troli alat medis.

Pasien masih terbaring di ranjang, dua wali yang menemaninya berdiri di sebelah kiri menyimak dokter tersebut. Tak menutupi rasa bahagianya sebab anggota keluarga mereka segera kembali ke rumah setelah hampir dua minggu dirawat di rumah sakit.

"Obatnya akan saya resepkan, rutin diminum ya, minggu depan silakan kembali lagi membuka jahitannya," ucapnya tegas.

"Baik, Dokter. Terima kasih bantuannya," ujar pasien itu semangat.

Saka mengangguk sembari melempar senyum. Ia turut senang melihat kebahagiaan di wajah pasiennya. "Kalau begitu saya permisi. Kalau ada apa-apa bisa langsung menghubungi perawat," pamitnya.

Saka meninggalkan ruang VIP tersebut diikuti oleh Kanza dan satu perawat lain. Yang satu mendorong troli sementara asistennya itu berusaha menyamai langkahnya sambil melaporkan kondisi pasien yang akan dikunjungi selanjutnya.

Kunjungannya di bangsal VIP sudah selesai. Sekarang harus ke bangsal lain sebelum masuk ke ruang operasi lagi. Dokter berseragam OK itu mengenakan jas putih berjalan di koridor yang diisi oleh segelintir kerabat pasien yang lewat atau sekadar duduk beristirahat.

Nametag cadangannya tergantung di saku baju, stetoskop tersampir di leher ikut bergerak mengikuti gerakan tubuh Saka. Selangkah di belakang Kanza mencatat ucapannya sembari berlari kecil. Sementara yang satu tertinggal jauh dari mereka.

Memasuki satu bangsal, Saka melambaikan tangan menyapa tenaga medis yang berkumpul di Nurses Station. Satu diantara mereka mengamati sampai punggung lebar itu menghilang dibalik pintu ruangan. Pria berjas putih itu memanyunkan bibir seraya menyerahkan beberapa Medical Record yang sudah diisi.

"Manusia satu itu kalau udah serius lumayan juga," beonya hendak beranjak.

"Dokter Allan, masih ada satu lagi!" seru seorang perawat mengangkat Medical Record diperlihatkan pada Allan.

Langkah Allan terhenti, lantas menoleh pada perawat tersebut ingin protes. "Kenapa masih ada lagi? Saya kan sudah bilang kumpulkan semuanya baru kasih ke saya," omelnya urung meninggalkan tempat itu kemudian kembali duduk di kursi menerima kertas tebal didominasi warna biru itu.

SHOW ME (Tamat)Where stories live. Discover now