Part 08 || Undangan Makan Malam

9K 1K 161
                                    

Satu emot buat Saka?

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Satu emot buat Saka?

Apa yang kalian sukai dari Saka?

----------
Instagram : unianhar

----------

Pintu mobil terbuka, Jessie keluar disusul Saka memarkirkan mobil di depan teras sebuah rumah mewah berlantai tiga.

Melewati pintu utama, mereka disambut oleh seorang pelayan yang akan mengantar mereka menemui tuan rumah.Saka menggandeng Jessie menuju ruang makan, mereka telah menunggu keduanya makan malam bersama.

Mendekati ruang makan percakapan dari ruangan itu terdengar di telinga keduanya, awalnya samar-samar hingga terdengar jelas setelah memasuki ruangan. Meja makan berbentuk bundar sudah dikelilingi oleh beberapa orang, bercengkrama sambil tertawa.

Ada ketiga abang Saka, Rimba, Garha dan Lingga bersama istri dan putri kecilnya yang berada di atas pangkuan Rimba. Ada Leon dan Hero mengobrol bersama tuan rumah, Axel bersama istrinya, Ily.

"Welcome Dokter Saka, kelihatan sibuk banget, hari minggu tetap masuk dong. Bener-bener dokter berdidikasi." Leon menyadari kedatangan Saka lalu menyambutnya, seluruh perhatian orang mengarah pada tangan Saka menggandeng Jessie.

Saka mengerling, menyipit menebalkan telinga mendengar seruan Leon. Saka tidak tahu itu merupakan pujian atau sindiran, tenaga dan pikirannya terlalu berharga memikirkan perbedaannya.

"Aku pikir ini acara keluarga, kenapa ada orang fakir di sini," sinisnya melepaskan tangan Jessie yang tak sabar mendekati Ily dan Vania.

"Siapa yang kau maksud fakir?" tanya Leon pura-pura polyos.

"Jangan pura-pura nggak ngerti, siapa lagi kalau bukan kau!" ketus Saka melewati Leon, mendekati Ily.

Wanita berusia 25 tahun itu menyambut kedatangan Saka, menutup mata menerima ciuman di kening, "Apa ponakan Kakak baik-baik aja?" Leon mengelus perut buncit Ily, bergabung dengan Jessie yang lebih dulu mengelus perut buncit itu. Ily mengangguk cepat, bersyukur kandungannya baik-baik saja.

"Berat, Ly?" Jessie bergidik ngeri beberapa kali mendapati Ily ngos-ngosan. Bukan cuma Ily, saat Vania hamil dia seperti Ily, duduk saja ngos-ngosan apa lagi melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga.

"Lumayan, Jess. Bawaannya susah napas," jawabnya santai.

"Ngidamnya?"

"Masih dikit, tapi nggak separah trimester awal," terangnya meringis mengingat masa-masa mengindamnya. Bukan hanya menyusahkan diri sendiri dan suami, juga menyusahkan semua keluarganya.

"Selain ngindam, Ly? Misalnya kalau tidur, jalan atau kamu ada rasa cemas mendekati persalinan?" cecar Jessie ingin tahu lebih banyak lagi.

"Kalau tidur cari posisi nyaman, jalan ya jalan aja senyaman aku " Ily dengan senang hati membiarkan Jessie dan Saka mengelus perutnya, "Kalau masalah lahiran bohong kalau aku bilang nggak cemas. Semua calon ibu pasti cemas jelang persalinan. Mikirin hari itu tiba kadang aku nangis, takut, kalut, pokoknya semua pikiran buruk masuk kepala, gimana kalau aku nggak selamat pas persalinan nanti?" sadar atau tidak ruangan itu tiba-tiba senyap.

SHOW ME (Tamat)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz