Part 13 || Ternyata Memang Dia

7.2K 967 86
                                    

----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------

Sebelum baca pastikan tekan bintang di pojok kiri bawah dan spam komentarnya supaya aku cepet update, oke 😘 happy reading....

----------

Instagram : unianhar
----------

Sampai di depan rumah Saka keluar membiarkan Mang Ramang memarkir mobilnya di garasi. "Makasih ya Mang," ucapnya menepuk bahu Mang Ramang--satpamnya, lalu menaiki anak tangga menuju teras.

Memasuki rumah mewah keluarganya, ia berjalan cepat menimbulkan suara ketukan sepatu di sepanjang jalan. Kedua kakinya sontak berhenti, kemudian mundur beberapa langkah, mengintip di balik kusen  menyapu pandangannya di ruang santai.

Ia melihat Ily duduk meluruskan kaki di paha Axel yang memijitnya. Axel memang harus bertanggung jawab dengan kodisi adiknya yang sebentar lagi bertelur. Lingga duduk miring mengajak putrinya mengobrol di pangkuan Vania---ipar lucknut-nya yang ingin Saka musnahkan dari permukaan bumi.

"Yang jomblo mah gigit jari," gerutunya hendak beranjak, berbalik mendapati abang kandungnya berdiri tegap menatapnya risau.

"Ngagetin aja nih orang," desis Saka mengelus dada. Nyaris jantungnya menggelinding ke Antartika.

"Kaget, Ka?"

"Enggak, cuma terkejut," sarkasnya.

Apa ekspresinya kurang meyakinkan kalau dirinya kaget. Saka bergidik menjauh, tapi lengannya di cekal membuatnya harus menoleh pada Garha.

"Gawat, Ka." Garha panik.

"Opa kambuh?" tebak Saka. Garha menggeleng.

"Mami mau jodohin kamu lagi?"

Garha kembali menggeleng.

"Kamu bangkrut?"

Lagi-lagi Garha menggeleng. Saka yang notabennya menghargai sang abang masih bersabar menanyakan apa yang terjadi sampai wajahnya semuram itu.

"Nobita jadian sama Shizuka?"

Garha tetap menggeleng.

"Doraemon nyamar jadi Naruto?"

Lagi-lagi Garha menggeleng.

"Terus apa? Lama-lama kucekik juga, nih!" jengkelnya meremas kedua tangan di depan. Sampai saat ini Saka masih bersabar.

Garha mendesah lalu memalingkan wajah, menarik tangan Saka mengikutinya. Saka tidak akan mengerti tanpa melihatnya sendiri.

Terkadang Saka ingin menangis. Mengeluarkan keluh kesahnya sebagai manusia berpendidikan dokter yang tidak pernah dihargai oleh mereka. Pekerjaannya menyelamatkan orang-orang agar sembuh bukan yang lain, tapi kenapa Garha tidak mengerti sama sekali.

SHOW ME (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang