Part 19 || Sialan Kamu Saka

6.8K 897 98
                                    

Jangan lupa vote dan boom koment ya gengs 😘😘😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa vote dan boom koment ya gengs 😘😘😘

Happy Reading....

Instagram : unianhar
---------------

Pintu digeser ke samping, Saka keluar dari ruangan disusul dua orang suster berjalan di belakangnya. Salah satunya Kanza yang melaporkan keluhan pasien yang ditangani dokter termuda di rumah sakit itu.

Saka menyimak sambil berjalan, melewati koridor sesekali mengangguki informasi dari Kanza. Hari ini sepertinya ia akan sedikit sibuk. Ponsel di saku jas putihnya berdering, Saka buru-buru merogoh benda pipih itu membaca pesan yang masuk.

Hero

Aku di rumah sakitmu, kamu shift kan hari ini?

Ternyata dari Hero. Pria itu menanyakan shift-nya, itu berarti Saka harus bergegas menemuinya. Ponsel itu kembali dimasukkan ke saku jasnya, kemudian menyela Kanza yang terus menjelaskan, "Pasien bernama Pak Heri sudah pulang, kan?"

"Iya, Dok," sahut perawat yang satunya.

"Minta beliau besok menemui saya!"

"Baik, Dok." Kali ini Kanza yang menjawab.

Saka tiba-tiba berhenti lalu berbalik pada Kanza. Perawat penyabar dalam menghadapi Saka itu mengerjap-erjap menunggu dokternya bicara. Mudah-mudahan tidak merugikannya lagi.

"Pemeriksaannya nanti kita lanjut, saya harus menemui seseorang," tandasnya berbalik meninggalkan kedua perawatnya. Kedua tangan dimasukkan ke dalam saku jas seraya bersiul-siul. Suasana hatinya sangat baik.

Dokter tampan itu berjalan riang mendekati lift. Tangan panjangnya memencet tombol kemudian menunggu, ia menyapa Cleaning Service yang menyapu lantai. Mereka mengobrol sambil menertawakan guyonan receh bapak tua itu. Saka hanya ingin menghargai guyonannya meski harus tertawa, orang lain akan berpikir dirinya aneh.

Lift pun terbuka. Saka pamit lalu masuk dan berdiri paling depan. Ia menekan tombol lantai 2. Beberapa orang tersenyum menyapanya, sebagai dokter yang baik hati dan tidak sombong tentunya ia membalas sapaan mereka. Setelahnya fokus ke depan.

Lift terbuka di lantai tujuh. Karena beberapa orang hendak masuk ia pun menggeser tubuhnya rapat ke dinding, memberi mereka jalan sebab ada yang mengenakan kursi roda.

Saka mendongak melihat petunjuk lift kemudian sontak menunduk lantaran seseorang menarik-narik jas-nya. Ternyata bocah yang berkursi roda. Ia menaikkan tangan untuk menyapa, sepertinya dia pasien yang mau pulang.

"Dok, punya mata sipit kayak gitu emang bisa lihat jelas?" tanyanya terdengar polos.

Saka tersentak mendadak oleng. Untungnya ada dinding lift menahannya setelah menerima serangan mendadak tepat pada kelemahannya.

SHOW ME (Tamat)Where stories live. Discover now