Part 47 || Dipersimpangan Jalan

3.1K 555 117
                                    

Emot buat mereka?

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Emot buat mereka?

***

Follow Unianhar, vote dan komentar ya gengs 🙃

-------

Nana mencak-mencak melihat rok putihnya ketumpahan kopi. Kedua tangannya terangkat, masih memegang handbag dan gelas kopi yang tutupnya jatuh ke lantai. Ia mengangkat pandanga, matanya melotot berang, wajahnya memerah padam menatap pelaku yang menabraknya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" bentaknya murka. Suaranya menggelegar mengalahkan musik yang mengalun. Bahkan semua pandangan pengunjung tertuju padanya. Ingin tahu siapa yang membuat keributan di sana.

Seorang wanita seksi berhadapan dengan segerombolan anak sekolah berseragam SMA di depan pintu. Salah satu dari mereka bertubrukan dengan Nana. Berbeda dengan wanita seksi itu yang marah-marah, mereka terlihat santai seolah tidak melakukan kesalahan.

"Nggak punya mata ya jalannya?!" ketusnya menunjuk seorang gadis berambut sebahu berdiri paling depan. Gadis itu memundurkan kepalanya menghindari jari itu, jangan sampai mengenai matanya.

"Tante nggak lihat ini apa?" balas gadis itu sembari menunjuk kedua matanya. "Bola pimpong atau biji salak, Tante lihatnya apa?"

Nana tercengang dengan mulut terbuka, semakin melotot mendapat pertanyaan seperti itu dari anak SMA. Teman-temannya yang ada di belakang riuh memuji sang gadis menghadapi tante-tante rempong di hadapan mereka. Nana melempar kopinya ke lantai hingga tumpah, ia mendesah kasar lalu menyugar rambut ke belakang. Lidahnya bergerak di dalam mulut sampai pipinya mengembung. Terlihat menahan emosi di atas ubun-ubun.

"Saya bukan istri Om-mu," desisnya tak suka.

"Ya udah ibu aja."

"Hei!"

"Nggak sopan nih, Tante! Teriak-teriak di tempat umum, ganggu tahu, noh lihat orang-orang lihatin Tante, nanti dibilangi prik loh, mau?" sahut gadis itu santai. Menunjuk pelanggan masih memperhatikan mereka. Nana ikut melirik, benar saja, seolah ini tontonan gratis tak satu pun yang mengalihkan tatapan mereka meski Nana menatap sangar.

Karena terlanjur seperti ini tidak membuat Nana berhenti. Ia tidak salah. Gadis kurang ajar di hadapannya telah menyenggolnya, dia harus bertanggung jawab.

Nana mengangkat dagu angkuh. "Minta maaf," titahnya arogan.

Sebelah alis gadis itu terangkat menerima tatapan tajam tante-tante sombong itu. Lantaran tidak mengerti salah dan dosanya dimana hingga disuruh minta maaf, ia menggaruk pelipisnya menoleh menatap teman-teman sekelasnya.

"Lebarannya kapan, sih?" tanyanya polos.

"Masih lama, Zoy, lima bulan lagi." Temannya ber-nametag Arjuna menjawab.

SHOW ME (Tamat)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt