Part 49 || Fakta yang Menyakitkan

3.3K 593 125
                                    

Say hello buat Jessilin Wijaya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Say hello buat Jessilin Wijaya?

***

Follow Unianhar, vote dan komentar ya gengs! Kalau nemuin typo wajib dikoment ya 😘

Btw udah siap ketemu part-part terakhir Jessie dan Saka?

---------

"Dokter Saka masih ada pasien, Mbak Jessie tunggu di dalam saja dulu!" Kanza membuka pintu mempersilakan Jessie memasuki ruangan Saka.

"Terima kasih, Kanza," ucap Jessie masuk.

"Kalau begitu saya tinggal dulu ya Mbak, permisi." Kanza pun pamit karena harus kembali menemui dokternya di bangsal. Kanza cuma disuruh menemui Jessie sebentar menyampaikan pesan, setelahnya diminta kembali bekerja agar tidak memakan gaji buta.

Jessie berjalan menuju sofa meletakkan tasnya. Ruangan itu selalu ditinggal oleh pemiliknya. Bisa dihitung berapa kali ia datang mendapati Saka di sana. Hari ini ia datang menjemput Saka, kebetulan pria itu tidak bawa mobil dan tidak ingin naik taksi. Mereka berencana mau ke butik fitting baju terakhir.

Sembari menunggu, Jessie mengamati ruangan itu. Ini hari terakhirnya datang ke sana sebagai pacar Saka. Setelahnya akan menjadi istri dari pemilik ruangan itu. Hatinya menghangat, sampai saat ini ia tidak pernah bermimpi menjadi istri dari pria itu. Dengan penolakan Saka kala itu membuatnya ketakutan bermimpi setinggi langit. Bahkan untuk brrharap saja rasanya sulit. Ada alarm yang selalu mengingatkan untuk berpikir realistis.

Jessie menarik diri, Saka kembali meminta hati yang sempat ditolak. Meski masih cinta bukan berarti ia kembali memberikannya. Keraguan, ketakutan dan segala pertimbangan memaksa untuk mengabaikannya. Waktu terus berjalan, hatinya tidak mampu lagi menahan dinding yang dibangun. Saka terus mengobrak-abrik pertahanannya hingga dinding itu hancur. Segala perbedaan berhasil disingkirkan dengan mengatas namakan cinta.

Jari lentik Jessie menyentuh deskname di meja. Senyumnya mengembang membaca nama calon suaminya. Bisakah dirinya mengatakan beruntung bisa memiliki pria itu?

Pandangannya diedarkan di atas meja. Ada yang beda, biasanya di meja bersih tidak ada map yang ditaruh di sana. Saka selalu menyimpan berkas-berkasnya di laci. Apa mungkin karena buru-buru dia lupa menyimpannya? Jessie menggeleng meraih map putih yang bertuliskan Antam Hospital. Beberapa lembar terjatuh. Ternyata ada yang tidak masuk ke dalam map.

Sontak Jessie berjongkok memungut kertas-kertas itu untuk dirapikan. Tidak bersit dipikirannya untuk membaca kertas seperti hasil fotocopy-an itu. Dibukanya map itu hendak diselipkan masuk. Usainya membuka laci memasukkan map tersebut.

Tangannya seketika tertahan melihat koran usang di dalam sana. Jessie mengernyit bingung, kenapa Saka menyimpan koran usang ini? Map diletakkan di meja, meraih koran yang usang termakan usia saking lamanya. Perhatiannya ditarik ketika membaca tahun koran tersebut. Edisi Juli 1999.

SHOW ME (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang