Part 16 || Jangan Menyia-nyiakan yang Tulus

6.4K 948 47
                                    

Sebelum baca yuk kasih emot buat Jessie 🤗 dan jangan lupa vote, komentar dan share kalau cerita ini memang pantes dibaca

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Sebelum baca yuk kasih emot buat Jessie 🤗 dan jangan lupa vote, komentar dan share kalau cerita ini memang pantes dibaca. Makasih.

---------
Instagram : unianhar

----------

Jessie berjalan melewati beberapa meja yang ada di ruangan itu. Suasananya lebih ramai dari pertama ia datang. Mungkin karena sekarang menjelang sore.

Para pelayan terus berlalu-lalang, sibuk membawa nampan berisi pesanan atau catatan berisi menu pesanan pelanggan. Ada yang nyaris menabrak Jessie andai saja wanita itu tidak sigap menggeser tubuhnya, memberi jalan. Kemudian kembali melangkah ke arah meja di mana Karen dan Alisia duduk. Keduanya tampak sibuk dengan pikiran masing-masing sampai tidak ada yang mengobrol.

"...sie."

"Jessie."

Jessie terjungkit. Lengannya dipegang erat oleh orang yang tiba-tiba berdiri di samping. Wanita itu tersentak, kaget melihat Saka ada di sana.

"Kak." Jessie bernapas lega setelah dikejutkan dengan keberadaan Saka. Apa lagi tiba-tiba memegang lengannya tanpa izin. Jessie mengira itu Jaden. Untungnya bukan.

Melihat sikap Jaden tadi, Jessie yakin kalau pria itu tidak akan melakukan hal yang sama seperti dulu. Tapi entah kenapa masih ada keraguan dan kekhawatiran mengenai dia. Bagaimana kalau Jaden masih sama seperti dulu? 

"Maaf." Saka melepaskan tangannya.

Jessie sedikit mundur memberi jarak bagi mereka.

"Tadi aku manggil-manggil kamu tapi nggak digubris makanya aku ngehadang kamu," katanya merasa bersalah menyadari keterkejutan Jessie. Seperti korban tertangkap oleh penjahat.

"Kamu kaget?" Saka menangkup wajah pucat Jessie. Mata sipitnya mengamati wanita itu yang tampak tak tenang.

Jessie melepaskan tangan Saka. Ia mengangguk sambil tersenyum kalut. "Sedikit," jawabnya menoleh ke belakang lalu kembali menatap Saka.

Pria itu terlihat menurunkan kedua tangan setelah menatapnya beberapa saat.

"Maaf Jessie. Aku nggak bermaksud bikin kamu kaget." Saka benar-benar menyesal. Ia tidak tahu kalau reaksi Jessie diluar dugaannya.

Jessie menggeleng cepat. Bukan salah Saka. Ini salahnya. Ia terlalu sensitif hari ini hingga reaksinya berlebihan. Mungkin karena efek pertemuannya dengan Jaden.

"Kak Saka sama siapa?" Kendati membiarkan Saka terus merasa bersalah, Jessie bertanya untuk mengalihkan pembahasan mereka.

Mata sipit Saka tiba-tiba membentuk eye smile, mempesona bagi siapa saja yang melihatnya, tidak terkecuali Jessie yang tersenyum kikuk. Wajah pucatnya perlahan merona.

SHOW ME (Tamat)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt