02. Roomate.

15.7K 2.2K 202
                                    

Jangan lupa komen sama vote ya.

•••

Jeano dan Jerico berjalan menyusuri koridor Asrama dipimpin oleh salah satu penjaga Asrama yang berbadan tinggi menjulang. Namanya Jamal.

"Mas, sekamar berapa orang?" tanya Jerico.

"Enam orang, dek," balas Jamal.

Jerico mengangguk dan kembali mengedarkan pandangan, melihat-lihat Asrama yang akan dia dan Jeano tempati. Meski cowok itu sedikit menyerngit heran melihat beberapa penghuni Asrama menatap mereka dengan tatapan tak bersahabat.

Sedangkan Jeano sejak tadi sibuk merunduk bermain ponsel, mengecek akun instagramnya yang selalu ramai. Entah itu DM, Follow, Tag ataupun Like.

"Nah, udah sampai," kata Jamal dan berbalik menghadap Jeano dan Jerico.

"Kalian tinggal di kamar nomor 9. Disini ada empat orang, jadi pas enam kalau ditambah kalian. Semoga betah ya, Jeano dan Jerico," Jamal tersenyum ramah ke keduanya.

Jeano mengangguk dan Jerico tersenyum ceria lalu mengangguk.

"Selamat pagi," sapa Jamal ramah yang baru saja membuka pintu, menampilkan empat pemuda tampan yang sedang duduk melingkar bermain monopoli.

Jamal mengajak Jeano dan Jerico masuk. Jeano melirik, ada kopernya dan koper kembarannya. Tapi begitu menatap keempat pemuda yang ada didalam kamar, mata sipitnya melebar dengan mulut sedikit ternganga. Begitu juga dengan Jerico.

"Ini teman kamar baru kalian," kata Jamal memperkenalkan.

Jeano maupun Jerico masih diam menatap mereka, lebih tepatnya salah satu dari mereka.

Jamal melihat jam, sudah pukul 9. Pemuda tampan itu pamit ke Jeano dan Jerico untuk pergi ke kantor penjaga.

Kamar hening, keenam pemuda itu diam saja. Bahkan Jeano dan Jerico masih diambang pintu. Sebelum tawa Jerico memecah keheningan mereka.

"AHAHAHAHA JAVIER!! LO NGAPAIN DISINI????" tanya Jerico dan tertawa keras.

Jeano juga tertawa meski tak berisik seperti Jerico.

Javier yang dimaksud langsung mendelik sebal dan melempar Jerico dengan bantal.

"Setan lo!" umpatnya.

Jerico berjalan riang menghampiri Javier, teman sekolahnya dulu, diikuti Jeano dibelakangnya.

"Keciduk ya lo? Ahahahaha mampus!" ledek Jerico lagi.

Jeano menarik Jerico sebelum kembarannya itu dijambak Javier.

"Udah elah, berisik banget," kata Jeano.

"Ya gimana gak shock kalau liat Javier ada disini," balas Jerico.

Javier mendengus malas, memang kembaran Jeano itu terkenal cerewet dan berisik. Tapi meski begitu, Javier merasa terhibur jika ada Jerico sudah mulai berisik.

Jeano melirik tiga pemuda disamping Javier, tersenyum canggung.

"Saya Jeano, terus yang berisik ini kembaran saya, namanya Jerico. Mohon bantuannya ya...eung...kak?" ucap Jeano sedikit ragu bagaimana memanggil ketiga pemuda tampan itu.

Salah satu dari mereka tersenyum hangat, "salam kenal, Jeano dan Jerico. Saya Daniel, terus ini Samuel dan disampingnya yang muka bule itu Danial," katanya ramah. Kedua pemuda yang diperkenalkan Daniel juga tersenyum menyambut.

"Hai kak! Panggil gue Eric aja ya," kata Jerico ramah.

"Gue terserah, Jean boleh Jeno juga boleh," saut Jeano.

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now