11. Api Unggun.

8.3K 1.3K 143
                                    

Jangan lupa vote and komen.

•••

Tempat Camping sekarang terlihat ramai karena semua regu sudah kembali. Pukul 9 malam, acara Api Unggun akan dilaksanakan.

Sekarang masih pukul setengah delapan malam, berarti masih ada setengah jam lagi sebelum acara Api unggun dilaksanakan.

Sejak tadi Jake sudah tertidur pulas ditengah-tengah Jeano dan Jerico, mengambil bantal kecil milik Juan si pengurus Asrama yang sengaja dia bawa. Tenda 09 dan 404 masih dalam satu tikar. Kali ini mereka membakar jagung yang siang tadi sempat cari.

"Kalian tampil semua?" tanya Jeano ke Satya.

"Yang tampil Yaza, Haru, Jay sama Dean, kak. Aku sama Jake enggak, bagian dokumentasi aja," balas Satya yang sudah diangguki oleh Dean disampingnya, pipinya mengembung karena penuh jagung yang belum dia telan.

Jeano menoleh kearah Jake yang tertidur pulas. Pernahkah Jeano bilang kalau Jake saat tidur terlihat imut? Ah, bahkan adiknya itu diam saja juga terlihat imut. Apalagi kalau sudah senyum, kadang jadi korban uyel-uyelan Jerico.

Seperti sekarang, tangan Jerico tak bisa diam. Sejak tadi memainkan pipi Jake. Cowok itu menunduk, menggesekkan hidungnya di pipi sang adik yang tidur menghadap ke Jeano. Berikutnya Jerico dengan brutal menguyel-uyel pipi Jake, bahkan menggigitnya kecil.

Si kembar terlalu gemas ke adiknya ini. Kadang masih tak menyangka kalau bocil mereka sudah berani masuk ke club.

"Ric!" tegur Jeano dan menggeplak kepala Jerico agar tak mengangguk Jake tidur.

"Hehe, gemes," kata Jerico dan nyengir ke kembarannya itu.

Jeano mendorong wajah Jerico agar menjauh dari kepala Jake, membenarkan selimut Micky Mouse yang menyelimuti tubuh Jake.

•••

"Udah siap?" tanya Mahendra ke Jerico, Daniel, Javier dan Samuel yang akan tampil.

Jeano dan Danial tak ikut perfom, lebih memilih merekam mereka.

Regu 09 dipanggil, keempat pemuda tampan itu berjalan menuju panggung kecil yang disediakan. Para penghuni lain sudah duduk, sebagai penonton.

Jerico sudah siap dengan gitarnya dan Samuel dengan piano. Daniel dan Javier sebagai vocalis, menyanyikan salah satu lagi boyband kesukaan Daniel, Tomorrow X Together yang berjudul Anti romantic.

Petikan gitar dan suara piano memulai, membuat yang lain bersorak. Tapi tak begitu lama karena setelahnya suara si vocalis muncul.

Suara lembut Daniel terdengar, membuat Jeano, Danial dan regu 404 heboh bukan main. Baru pertama kali mendengar suara lembut nan manis milik Daniel. Seketika mereka lupa kelakuan Daniel.

Bait selanjutnya, suara manis Javier menyapa telinga seluruh penghuni Asrama, bahkan para pengurus dan guru yang hadir dibuat terpesona oleh suara Javier.

Jeano dan Danial tersenyum bangga, tak menyangka bahwa keempatnya akan tampil dengan baik. Terutama Jeano, merasa bangga melihat kembarannya bermain gitar dengan sangat baik.

Jake sudah mengangkat handphone untuk merekam kakaknya, sejak tadi senyum tak luntur dari wajahnya.

Dari kubu Asrama putri, Keisha dan Yuna sudah heboh bukan main melihat penampilan sang kakak. Bahkan Keisha sudah berdiri dan tersenyum merekam Daniel.

Berikutnya Daniel menyanyikan refrain, membuat yang lain langsung bersorak.

Penampilan regu 09 ditutup dengan harmonisasi yang dibuat oleh Daniel dan Javier.

Sebenarnya para penghuni Asrama yang lain sudah mengira kalau regu 09 akan membawakan lagu rock, melihat sejak awal camping mereka tak mencerminkan akan membawa lagu ballad. Apalagi melihat kelakuan mereka yang cocok sekali membawakan lagu rock. Atau tidak sirkus dadakan di pentas.

Tapi, memang awalnya mereka tak akan membawakan lagu Anti Romantic, melainkan lagu Frost. Hanya saja gitar yang mereka bawa bukan gitar listrik jadi akan sulit, kecuali memutar lagunya.

Lagipula Daniel menolak karena dia pernah mencoba bernyanyi lagu Frost, esok harinya tenggorokan Daniel sakit.

•••

"Duh bangga banget Mas sama kalian," kata Mahendra dan mengusap kepala Jerico yang ada disampingnya.

Mereka tertawa, kembali berkumpul di tikar yang sama. Hanya saja cuma regu 09, regu Jake audah tidur karena kelelahan.

"Bayangin kita bawain Frost beneran, makin kejang-kejang tuh Asrama cewek. Kita bawa lagu ballad aja mereka heboh, apalagi kalau suara serak kita ye kan," kata Javier songong dan bangga.

"Terus besoknya tenggorokan lo sakit," saut Daniel dan memakan sosis yang mereka goreng. Dicocol pakai sambal tomat.

Handphone Jeano berbunyi, membuat perhatian mereka teralih. Si pemilik Handphone menyerngit melihat nama yang tertera.

Papa is Calling.....

"Bentar ya," kata Jeano dan pamit. Mengajak Jerico menjauh dari tenda.

"Siapa?" tanya Jerico.

"Papa." Jeano langsung mengangkat telfonnya.

"Halo, pa? Kenap--"

"Aku capek! Kenapa sih curigaan terus?!"

"Gimana aku nggak curiga kalau kamu berduaan diruangan sama sekretaris kamu! Katanya meeting! Tapi apa?! Pembohong!"

"Wajar dong, Fany! Dia sekretaris aku! Dia yang ngurus datanya!"

"KAN UDAH SELESAI MEETINGNYA!!"

"JANGAN TERIAK UDAH MALAM!!"

"EMANG KENAPA?! KAMU TAKUT KETAHUAN SELINGKUH?!"

"AKU NGGAK SELINGKUH!!"

Jeano dan Jerico saling pandang, mendadak membeku ditempat mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.

"Halo? Jean?"

Jeano meneguk ludah, "h-halo."

"Maaf ya, tante harus ngasih tau kalian. Karena semenjak kalian pergi ke Asrama, orang tua kalian sering berantem. Kalian besok bisa pulang, kan? Biar dijemput sopir. Kayaknya kalian sendiri yang harus turun tangan."

"....."

"Jeano? Halo?"

"Ah iya tante, besok aku, Jeric sama Jake pulang dulu ke rumah," balas Jeano.

"Baik, tante tunggu ya."

"Iya tante."

Sambungan terputus, Jeano dan Jerico menatap kosong handphone yang ada ditangan Jeano.

Keluarganya bertengkar sejak ketiganya masuk Asrama?

Kenapa?

Banyak pertanyaan di kepala keduanya saat ini.

"Jen? Ric? Ayo tidur, udah malem banget ini. Besok bangun pagi buat beresin tenda," ucap Mahendra yang melihat si kembar malah terdiam.

"Ah iya," keduanya langsung berjalan menuju tenda.

Jeano merangkul Jerico, "udah nggak usah terlalu dipikirin, sekarang istirahat," bisiknya.

Jerico tersenyum kecil dan mengangguk, memilih berbaring disamping Samuel yang sudah tidur. Sebelum itu mengecek tenda Jake, melihat sang adik sudah tertidur pulas.

Jeano menghela nafas, belum masuk ke tenda. Memijit kepalanya pusing setelah tau orang tuanya bertengkar. Ini terlalu mendadak baginya.

Tadi Jeano meminta Jerico agar tak terlalu memikirkannya, tapi nyatanya dia sendiri kepikiran dengan kedua orang tuanya.

•••

Maaf ya bukannya aku terlalu mem-bayi-kan Jake, tapi dia beneran gemes banget huhu:(

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now