24. Festival.

7K 1.2K 196
                                    

Khusus hari ini 400 vote + 100 komen, double update deh wkwk. Dan updatenya malam nanti.

Cerita ini bakal terus fokus ke Triple J, jadi romance itu cuma bumbu manis biar nggak terlalu hambar.

Okay, Happy Reading~

•••

"Mas Danial kemana?" tanya Jerico dan mengedarkan pandangannya mencari Danial yang tak terlihat batang hidungnya sejak tadi pagi. Bahkan saat kelimanya bangun, Danial sudah keluar kamar entah kemana.

Saat ini penghuni kamar 09 kecuali Danial sedang berkumpul dibawah panggung, karena acara sebentar lagi mulai. Akan tetapi, Danial selaku ketua panitia tak terlihat dimana pun.

"Kak, adek ke toilet dulu ya. Sekalian mau ambil snack buat camilan," pamit Jake yang sejak tadi berada dibelakang gerombolan kakaknya.

Jeano dan Jerico mengangguk, Jake langsung pergi ke Asrama. Karena saat ini semua penghuni Asrama sedang berada di Aula utama untuk acara Festival.

"Telpon gih," kata Jeano.

"Nggak aktif," balas Samuel yang sudah menurunkan handphonenya setelah berusaha menelpon Danial.

Daniel mengecek jam dipergelangan tangannya, "lima belas menit lagi acara mulai," katanya memberitahu.

Javier menggigit bibirnya gugup, melihat Aula utama sudah penuh penghuni Asrama mereka ataupun orang luar karena undangan disebar sampai tiga desa disamping Asrama yang jaraknya kurang lebih satu kilo.

"Kalau gitu mencar, sepuluh menit lagi kita kumpul disini," perintah Daniel yang langsung disetujui oleh Jeano, Jerico, Javier dan Samuel. Kelimanya langsung berpencar mencari Danial, sebelum Festival dimulai.

•••

Di koridor Asrama, Danial menatap dingin pemuda tampan didepannya yang saat ini juga sedang menatapnya.

"Mau apa?" tanya Danial.

Pemuda itu, Mario, terkekeh kecil, "permintaan gue tetep sama, Danial. Lo kembali lagi sama kita," katanya.

"Gue udah bilang, nggak! Sampai kapanpun gue nggak bakalan kembali sama kalian, bisa bahasa manusia kan?!" tanya Danial kesal.

Mario, pemuda tampan yang kemarin diabaikan oleh Danial itu mengeram sebal. Langsung menyentuh bahu Danial dan meremasnya, "lo makin bertingkah ya!" katanya tajam.

Danial merintih kecil, bahunya belum sembuh total setelah kejadian dua tahun silam. Pemuda bule itu menyentak tangan Mario dari bahunya, sampai membuat Jas yang dia pakai terbuka.

Bahu Danial terekspos karena dia hanya memakai kaos tanpa lengan dengan dibalut Jas, membuat Mario tertegun sebentar lalu menyeringai.

"Lo bahkan belum hapus tatto," kata Mario remeh.

Danial memutar bola mata malas, langsung menaikkan lagi Jasnya.

"Belum gue hapus karena ada alasan lain," kata Danial.

"Apa?" tanya Mario.

Danial terkekeh, "yang jelas bukan karena elo!"

"Sialan lo!"

Danial berbalik, hendak pergi tapi langsung membeku saat melihat Jake yang sedang berdiri canggung di ambang pintu Asrama, menatap Danial dengan kedua mata bundarnya.

"Jake?" panggil Danial.

Jake mengerjab, "eung...kak Danial dicari yang lain," kata Jake gugup. Dia melihat semuanya tadi, termasuk tatto ditubuh Danial.

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now