35. Kamar 404.

6.2K 1.1K 208
                                    

Cerita ini akan end saat Jeano, Jerico dan Jake lulus Asrama ya◜‿◝.

Jangan lupa vote and komen.

Hei, tolong hargai aku ya yang udah ngetik sampai 1000+ kata buat book ini, tapi kadang komennya sepi. Aku jadi rada ragu buat nulis part di book ini hehe.

HAHA ABAIKAN CURHATANKU.

Btw, kalau pas Rezvan keluar aku bakal pakai nama Rezvan ya. Tapi kalau balik Jake lagi, aku pakai nama Jake. Paham?

Happy Reading!

•••

Rezvan menatap susu pisang didepannya dan memainkan sedotannya, sedangkan Satya menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

Satya berdehem kecil, "Rezvan?" panggilnya.

Rezvan langsung menoleh kaget ke Satya, "lo tau gue Rezvan dan bukan Jake?" tanyanya.

Satya tersenyum dan mengangguk, "gue udah nanya kak Jean. Cuma gue yang tau, lainnya belum," balasnya.

Rezvan mengerjab, kembali menatap susu pisang didepannya. Itu minuman kesukaan Jake, sedangkan Rezvan hanya sebatas suka. Kalau Jake itu maniak susu pisang.

Keadaan kembali hening, Rezvan maupun Satya tak mengeluarkan suara lagi. Keduanya menikmati semilir angin malam yang menerpa kulit keduanya.

"Rezvan, gue mau lo janji sesuatu sama gue," kata Satya tiba-tiba dan menatap kearah pemuda disampingnya itu.

Rezvan menoleh, mengangkat alis bertanya.

"Jangan apa-apain Jake! Meski dia berisik banget kalau udah sama Jay, tapi gue udah anggap dia keluarga gue sendiri!" peringat Satya dan memberikan tatapan tajam.

Rezvan terkekeh kecil, "buang jauh-jauh pikiran lo kalau gue bakal ngapa-ngapain Jake. Lagian kalau Jake mati, gue juga ikutan mati, Satya. Gue sama Jake itu satu tubuh, cuma beda kepribadian aja," katanya dan tersenyum kecil.

Satya mengangguk percaya, "Jake kayaknya belum sadar kalau dia punya lo didalam dirinya," kata Satya pelan, tapi bisa didengar oleh Rezvan karena keadaan yang sepi.

"Jake udah tau, dia nanya ke kakak," kata Rezvan.

Satya melebarkan mata, "serius?! Eh kakak lo siapa?" tanyanya dan menyerngit bingung.

"Kak Jean sama kak Jeric lah!" balas Rezvan jadi sewot.

"Biasa aja dong!" balas Satya ikut sewot, kemudian mengerjap, "lo bilang Jake udah tau?" tanyanya lagi.

Rezvan mengangguk.

"Terus reaksi dia gimana?" tanya Satya lagi.

"Diem aja, otaknya lagi mencerna," balas Rezvan.

Satya mengangguk, "cara biar Jake yang keluar gimana?" tanya Satya polos.

Rezvan mendelik, "kalau nggak salah sih kepala gue dipuk--ANJING SATYA!!!" umpatnya karena Satya mendadak memukul kepalanya.

"Apaan katanya bisa balikin Jake, kok masih lo yang ada didepan gue?!" protes Satya.

Rezvan mengeram kesal, ingin membogem wajah pemuda tampan didepannya. Si bungsu memejamkan mata erat, sedangkan Satya memperhatikannya.

Deg!

Jake membuka mata bulatnya, mengerjab-ngerjab lalu menoleh kesamping dan kaget wajah Satya yang sangat dekat dengannya.

"Uwahhhh!!!" Jake nyaris terjatuh kebelakang. "Satya ngagetin!" protesnya dan mengerucutkan bibir kesal.

Satya tertawa, "kamu Jake, kan?" tanyanya dan tersenyum manis.

Asrama SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang