28. Pohon Mangga.

6.6K 1.1K 315
                                    

Jangan lupa vote sama komen.

•••

Mata bulat Jake sejak tadi menatap Mangga muda yang ada diatas pohon samping Asrama.

Hari ini Asrama sepi tapi Aula utama ramai karena ada acara Pengajian. Karena hampir semua penghuni Asrama Muslim, jadi Asrama saat ini kosong. Hanya ada beberapa yang non-muslim dan entah mereka pergi kemana, melakukan kegiatan sendiri.

Seperti Jake sekarang, sejak tadi mata bulatnya tak lepas dari Mangga muda yang menggantung di pohon. Selama setengah jam Jake berdiri dan mendongak kearah Mangga itu.

"Gimana ngambilnya," gumam Jake dan menoleh kanan kiri, mencari galah. Tapi tak ditemukan galah satu pun.

Si bungsu mengerucutkan bibir kesal, "manjat aja deh," katanya lagi dan bersiap memanjat pohon Mangga yang terlihat tinggi itu.

Tenang, Jake bisa manjat kok.

Bontot Reviano itu tersenyum cerah saat dirinya berhasil meraih Mangga yang sejak tadi dia incar. Jake menoleh kebawah, langsung terdiam. Kedua matanya mengerjab, dahinya langsung keluar keringat dingin.

"Huaaa~ Ini turunnya gimana?" rengek Jake yang mendadak ketakutan, bahkan sampai memeluk pohon Mangga agar tak jatuh.

Tepat saat itu Haru keluar dari Asrama hendak ke Asrama Mart.

Jake yang melihat itu langsung memanggil Haru, "Haru!" panggilnya.

Haru langsung berhenti, menoleh kanan kiri. Menyerngit karena tak melihat ada orang, padahal tadi ada yang memanggil namanya.

"Haru! Diatas!" panggil Jake lagi.

Haru langsung berbalik, mendongak menatap pohon Mangga yang terdapat Jake disana.

"Loh? Kak Jake ngapain?!" tanya Haru kaget melihat teman sekamarnya sudah ada diatas pohon, memeluk pohon Mangga ketakutan dengan tangan juga memegang tiga Mangga muda.

"Aku nggak bisa turun, hehe, bantuin," kata Jake dengan kedua mata berbinar.

Haru mengerjab, "Haru naik ya?" katanya tak mendengarkan ucapan Jake dan malah naik ke pohon Mangga.

Jake melebarkan mata, langsung memeluk pohon makin erat karena sedikit bergoyang saat Haru memanjat.

"Dapat!" kata Haru setelah memetik tiga buah mangga disisi kiri, sedangkan Jake disisi kanan. Bahkan pemuda tampan itu kini duduk di dahan dan tersenyum senang.

Ya, sejak tadi Haru menatap Mangga yang ada disisi kiri, mengabaikan Jake yang ketakutan. Mangga lebih menggoda, hehe.

"Haru, ini turunnya gimana?" tanya Jake.

"Eh?" Haru menoleh sekilas, lalu menatap kebawah. Matanya bulatnya melebar, "huaaa kok tinggi banget?!" pekiknya heboh dan memeluk pohon Mangga yang sama dengan Jake.

"Ih ini gimana turunnya?" tanya Jake gemas sendiri.

Haru menggeleng, "aku nggak tau cara turunnya, hehe."

Jake mengerjab, "loncat aja yuk?" sarannya.

"Jangan! Nanti patah tulang!" saut Haru.

"Huaaa terus gimana dong?!" rengek Jake.

"Huhu nggak tauuuuuu~" balas Haru ikut merengek.

Keduanya jadi diam saja diatas pohon, tidak bisa turun. Sama-sama memekik kaget saat ada angin yang berhembus lumayan kencang sampai menggoyangkan pohon Mangga.

"Huaaa kakakkkkkkkk~"

"Aaaaa mama~ Haru nyangkut dipohon~"

•••

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now