33. Olahraga Gabungan.

6.3K 1.1K 126
                                    

Jangan lupa vote and komen.

•••

Brak!

"KAK JERIC!!!"

Penghuni kamar 09 yang sedang berada di kesibukan masing-masing langsung terlonjak kaget saat pintu dibuka dengan tak santai. Pelakunya adalah Jake.

Jerico yang diteriaki sampai tersedak air yang dia minum, menoleh kearah adiknya yang sedang menatapnya tajam.

"Kenap-"

Bruk!

"Huaaaa kenapa nggak bilang kalau sakit! Adek kaget waktu dikasih tau kak Jean!" kata Jake yang sudah memeluk Jerico erat, menangis kecil.

Jerico terkekeh, menepuk punggung adiknya itu pelan, "cuma demam, dek," katanya.

Jake melepaskan pelukannya dengan kedua mata memerah, menangkup kedua pipi kakaknya itu, "kakak beneran udah enakan? Mau apa? Ayo, adek kabulin," kata Jake dengan kedua mata membulat lucu.

Jerico mengangkat alis lalu tertawa kecil, tapi ekspresi wajahnya langsung berubah, "minggir, kaki kamu nginjek kaki kakak," katanya datar.

Jake mengerjab, melihat kakinya yang memang menginjak kaki Jerico. Si bungsu langsung cengengesan, "hehe, maap," katanya lalu memberi jarak antara dirinya dan Jerico.

"Nanti lo nonton aja nggak usah ikut lomba," kata Jeano dan mendekat ke keduanya.

"Adekkkkkkk~" Javier langsung merangkul Jake erat dan menggoyang-goyangkan tubuh mungil si bungsu Reviano.

"Ututu kok kakak kangen banget ya sama kamu," saut Samuel dan ikut memeluk Jake erat.

Tau kan Javier dan Samuel termasuk cowok tinggi? Maka dari itu tubuh mungil Jake tenggelam diantara keduanya.

Sedangkan Jerico merengut kesal menatap kembarannya, "dih gak mau! Gue ikut tanding balap karung lah!" protesnya.

Jeano mendelik dan mendorong jidat Jerico, "gak ada! Lo masih sakit ya! Belum sembuh total!" tolaknya.

"Tau nih bayi satu napa susah banget dikasih tau," ucap Daniel dan mencubit pipi Jerico, bahkan menekan pipinya hingga mulut pemuda itu mengerucut kecil.

Danial terkekeh, menepuk kepala Jerico kecil, "istirahat dulu. Badan kamu aja masih hangat, nggak usah ngeyel," katanya.

Jerico menghela nafas, "iya deh," balasnya menurut.

"AAAA KAK SESEK!!!" teriak Jake dan berusaha melepaskan diri dari Javier dan Samuel.

•••

"Eh aku liat orang nyungsep di got depan Asrama," kata Jay lalu tertawa bersama anak 404 lainnya. Mereka ribut sendiri, bahkan paling berisik.

"Aduh! Maaf kak," kata Jay saat dirinya mundur dan tak sengaja menabrak seseorang.

"MAKANYA HATI-HATI!! MATA TUH DIPAKE JANGAN CUMA JADI PAJANGAN DOANG!! BERISIK BANGET LO SEMUA!! BACOT!! SOK BANGET JADI JUNIOR!!" bentak pemuda itu tajam.

Jay yang tadi meminta maaf langsung merubah raut wajahnya menjadi datar, menatap pemuda tinggi didepannya itu.

Bahkan anak kamar 09 yang sejak tadi berada disamping kamar 404 juga jadi menoleh kearah pemuda itu.

"Ck, udah, ayo!" ajak pemuda lainnya. Mereka langsung mengajak temannya itu pergi dari sana.

"Apaan sih bangsat kesenggol dikit doang, serasa disenggol sampai mental ke amazon!" kata Jay kesal. Dia menyenggol pelan, masih mending juga Jay mau minta maaf.

Asrama SiblingsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt