38. Jeano, si Anak Sulung.

6.2K 1.1K 247
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya.
Part satunya up nanti malam.

•••

Jeano menatap jalanan yang ada didepannya. Pemuda itu saat ini sedang duduk di pos satpam sendirian, menunggu kedua adiknya keluar dari Pasar Ramadhan yang ada diseberang. Dia tidak ikut masuk karena terlalu ramai, Jeano tak terlalu suka. Jadi dia hanya titip makanan ke mereka.

Senyum pemuda bermata sipit itu terbit saat melihat seekor kucing melintas didepannya.

"Halo," sapa Jeano dan menepuk-nepuk punggung kucing berwarna orange itu yang malah meregangkan tubuh.

Hanya gerakan kecil sih, tapi mampu membuat orang yang melewatinya menoleh. Terpana begitu saja melihat senyuman Jeano.

Kayak cowok yang mukanya mirip Samoyed lagi nepuk-nepuk kucing orange.

"Kak!"

Jeano menoleh, mendelik kecil melihat Jerico dan Jake yang keluar dari pasar Ramadhan dengan kedua tangan membawa banyak kantong plastik.

"Astaga, banyak banget," kata Jeano.

Jerico nyengir, "soalnya gue sama adek beli semuanya, biar tau rasanya kayak gimana," jelasnya yang diangguki oleh si bungsu.

"Dihabisin nanti! Awas kalau nggak dihabisin!" peringat Jeano yang dibalas putaran bola mata malas oleh Jerico, dan anggukan semangat dari Jake.

Ketiga kembali masuk ke Asrama, berjalan menuju bangku yang terletak didepan Asrama. Jam sudah menunjukan pukul 5 lebih yang artinya akan segera berbuka. Meski ketiganya tidak puasa, Jeano, Jerico dan Jake akan makan saat waktu berbuka. Itupun jika ketiganya tidak lapar waktu tengah hari.

Jeano menggeleng kecil melihat meja yang terbuat dari batu dan berbentuk bundar itu sudah penuh makanan diatasnya. Mulai dari es buah, es kelapa muda, sosis, corndog, sate telur, kolak kacang hijau, ayam geprek, ikan bakar, bayi kepiting pedas, martabak dan terang bulan.

Lebih banyak ke takjil sih.

Jerico sudah mengangkat handphone dan memotret makanannya lalu memasukkannya di insta story. Jake juga melakukan hal yang sama, bedanya dia membuat video singkat dengan memperlihatkan wajahnya, kakaknya dan juga makanan yang dia beli.

"Udah bilang ke Satya kamu makan disini sama kakak?" tanya Jeano dan menatap ke adik bungsunya itu.

Jake mengangguk, "udah kok," balasnya. Jika tidak memberitahu temannya itu, Satya akan mencarinya sampai ketemu, bahkan tak segan keliling Asrama buat cari dia.

Satya tuh takut Jake kenapa-napa, mengingat kejadian sebelumnya Jake yang selalu kena.

"Yang lain buka dimana?" tanya Jerico ke kembarannya itu.

"Di Aula kalau nggak salah, kan ada acara hari ini," balas Jeano dan mengedarkan pandangannya, melihat lapangan depan Asrama yang ramai. Banyak penghuni Asrama yang berlalu lalang menuju Aula.

"Tapi mas Danial nggak ikut ya?" tanya Jerico lagi.

Jeano mengangguk, "mas Danial buka sama keluarganya, katanya bahas perjodohannya juga."

Jerico mengangguk lalu mengerjab dan menatap Jeano, "kangen makan bareng Papa sama Mama nggak sih?" tanyanya tiba-tiba.

Jeano dan Jake yang baru saja memasukkan sate telur ke mulut langsung menoleh, melihat Jerico yang tersenyum kecil.

Rindu? Jelas, mereka hampir setahun tak makan bersama dengan keluarga. Lebih tepatnya 9 bulan, dan Jake yang sebentar lagi akan lulus.

Jeano tersenyum dan mengacak rambut kedua adiknya, "nanti gue bilang deh ke Papa sama Mama biar bisa makan malam bareng lagi," katanya yang mendapat anggukan kedua adiknya.

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now