03. Hukuman untuk Jake.

14.3K 1.9K 118
                                    

"Jen, adek lagi ngapain ya?" tanya Jerico dan menatap ke Jeno yang berada di kasur bawah.

Malam pertama di Asrama ini mereka berdua memilih istirahat setelah membongkar koper dan tas keduanya. Daniel, Danial, Javier serta Samuel sedang keluar, ikut acara Seminar yang menjadi rutinitas Asrama saat malam hari.

"Palingan lagi main hape," balas Jeano lalu menatap Jerico, "lagian bukannya semua kamera vlog adek nyambung di hape kita? Coba cek dia lagi apa," lanjutnya.

"Lah iya!" Jerico langsung mengecek ponselnya yang terhubung dengan kamera vlog milik Jake.

Pemuda tampan itu menyerngit bingung setelah melihat isi kamera vlog, "kalau tempatnya kelap kelip itu dimana?" tanya Jerico dan mengambil botol aqua yang ada disampingnya.

Jeano mengangkat alis heran karena Jerico menanyakan itu, "club."

Jerico langsung tersedak, melotot kaget.

"Club?!"

Jeano mengangguk, "kenapa?" tanyanya.

"Adek ke club!" lapor Jerico dan memberitahukan video vlog yang berada ditempat kelap kelip.

Jeano ikut melotot, langsung mengambil ponsel kembarannya itu dan menamatkan video yang ada didalamnya.

Terlihat Jake tertawa riang sambil meminum minuman berwarna ungu.

"Anjing!" umpat Jeano.

•••

"Eh udah jam 12, gue balik ya."

"Balik sendiri, Jake? Berani?"

"Beranilah! Duluan."

Jake berjalan menuju parkiran yang letaknya hanya beberapa meter dari club. Cowok itu bersenandung riang, tak peduli jika jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tidak ada kedua kakaknya, Jake bisa bebas keluar rumah. Apalagi jam segini orang tuanya sudah tidur, jadi Jake tidak akan dimarahi.

Saat hendak membuka pintu mobil, ponsel Jake berbunyi. Pemuda tampan yang sedang memakai jaket hitam itu menyerngit setelah membaca pesan yang masuk. Meneguk ludah takut dan menoleh kanan kiri, tidak ada siapapun yang mengikutinya.

Jake kembali membaca pesannya, entah mengapa perasaannya jadi tak enak. Ah, lebih kearah takut sih.

Kak Jeric: Pulang!

Bagaimana Jake tidak takut jika yang mengirim pesan adalah kakaknya yang sedang ada di Asrama, seolah-olah tau Jake belum pulang.

Pemuda tampan itu kembali terloncat kaget saat ada panggilan masuk, melebarkan mata saat membaca nama yang tertera.

Kak Jean si calling.....

Jake ingin menolak panggilan, tapi pesan yang baru saja masuk membuatnya ngeri.

Kak Jeric: Angkat!

Dengan takut Jake menerima telpon dari kakaknya, meneguk ludah susah payah.

"H-halo.... Kak Jean..." Jake meremat ujung bajunya takut. Hawa dingin yang mencekam mendadak mengelilinginya.

"Pulang."

"I-iya ini adek mau pulang," kata Jake. Suara bariton yang terdengar tegas dan serak itu mampu membuat Jake keringat dingin, sekalipun kakaknya tidak ada didekatnya.

"Hati-hati, udah tengah malam."

"I-iya kak."

Panggilan terputus, Jake langsung merosot kebawah. Badannya keringat dingin karena mendengar suara kakak pertamanya. Karena memang diantara kedua kakaknya, Jeano yang paling seram. Sedangkan Jerico termasuk orang yang santai, tapi jika sudah marah tak ada bedanya dengan Jeano.

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now