47. See you again.

5.2K 800 109
                                    

Aku tanya di akhir, tolong dijawab ya. Soalnya penting hehe.

•••

"Besok aku udah keluar Asrama," kata Jeano yang sedang menopang dagu dan menatap gadis cantik didepannya ini.

Reji langsung menoleh, "besok? Sama dong," balasnya dengan pelan, menunduk karena mulai menyadari bahwa hari ini hari terakhirnya bertemu Jeano di Asrama.

Jeano tersenyum tipis, tangannya terulur menepuk kepala gadisnya ini pelan, "kita masih bisa ketemu kok."

"Tapi susah, kan? Aku bakal kuliah ke Luar Negeri," cicit Reji.

Jeano terdiam, menghela nafas kecil. Tangannya terulur, mengangkat wajah bulat gadis itu dan menatapnya lekat, "kita bisa ketemu pas kamu balik ke Indonesia atau pas aku ke Inggris. Jangan nangis," katanya dan menghapus air mata yang baru saja turun di pipi bulat Reji.

Reji tersenyum, mengangguk semangat membuat Jeano gemas. Dengan cepat langsung mengecup pipi pacarnya itu.

Saat ini keduanya berada di warung seblak depan Asrama, hanya berdua. Sebenarnya tadi Samuel mau ikut, tapi ditolak mentah-mentah oleh Jeano dan Reji. Enak aja, mereka mau berduaan malah diganggu.

"Mending makan lagi seblaknya, nanti kalau kurang nambah lagi aja," kata Jeano riang, menampilkan senyum bulan sabit yang membuat siapapun gemas karena mirip samoyed.

Termasuk Reji, yang saat ini tengah mencubit gemas Jeano.

Berbeda dengan Jeano dan Reji yang memilih menghabiskan waktu berdua dengan memakan Seblak, Jerico dan Yiren kini tengah duduk berdua ditepian kolam renang.

Hening, tak ada yang mengeluarkan suara. Keduanya sibuk menatap pemandangan hijau yang ada didepan mereka.

"Besok udah pulang, ya?" tanya Yiren memecah keheningan di kolam renang.

Jerico menoleh mengangguk kecil dan menghela nafas. Kembali menatap ke depan dengan tatapan sedih.

Yiren menyadari itu, tangannya terulur guna menepuk pelan kepala Jerico, "jangan sedih gitu ih," katanya.

Jerico terkekeh kecil, mencubit pipi Yiren gemas lalu menarik kepala Yiren dan mengecupnya lembut.

"Kamu bakal kuliah dimana?" tanya Jerico, tangannya kini beralih ke leher gadisnya ini.

"Tetep disini sampai lulus," balas Yiren.

Jerico mengangguk, "aku bakal sempetin kesini buat ketemu kamu."

Yiren tersenyum lebar, mengangguk semangat.

•••

Malam ini ada pemandangan yang sedikit berbeda di kamar 09.

"Ini....kita mau ngapain?" tanya Jerico heran. Karena anak kamarnya sekarang sudah duduk melingkar dengan lilin ditengah mereka.

"Mau ngepet ya?" tanya Samuel.

"Iya, lo jadi babinya ya? Kita jaga lilin," balas Jeano sungguh-sungguh.

Samuel mendelik, "dih ogah. Sama Javier baru gas."

"Ogah!" tolak Javier mentah-mentah.

Daniel terkekeh kecil, "kita bukan mau ngepet. Tapi mau sharing aja sih," katanya.

Danial mengangguk kecil, "besok udah pada lulus, kan?" tanyanya yang langsung membuat yang lain terdiam.

"Iya," jawab Jerico, tersentak kecil dan jadi menunduk murung.

Bukan hanya Jerico, kini Jeano, Samuel dan Javier juga ikut menunduk sedih. Tak terasa mereka sudah akan meninggalkan Asrama ini.

Danial dan Daniel diam, tak sanggup berbicara saat melihat keempat temannya yang terlihat sedih. Keduanya juga berat untuk berpisah, tapi mau bagaimana lagi kalau perpisahan mereka demi masa depan.

Asrama SiblingsWhere stories live. Discover now