MPG → 32

4.7K 366 13
                                    

Haiiiii

MPG updatee untuk menemani hari-hari kalian yang kurang menyenangkan seperti hari ini.

Tapi jangan lupa vote sama komennya ogheyy

Tandain typo-typo

H A P P Y R E A D I N G

💐💐💐

Risha bersandar di dada Nendra sambil memainkan handphone pria itu. Ia teringat tentang cincin yang ia inginkan tadi saat di sekolah.

"Gaga," panggil Risha pelan.

"Hm."

"Gaga tadi aku liat cincin."

"Terus?"

"Mau itu, terus kita couple-an."

Nendra menaruh stik PS nya lalu mengangkat wajah gadisnya agar menatapnya.

"Biar apa begitu?"

"Biar yang lain tau kalau Gaga punya aku."

Nendra terkekeh lalu mengecup pipi lembut gadisnya berkali-kali.

"Nanti aja, kita beli kalau kita mau tunangan. Okey sayang?"

"Okey."

"Gue nanti mau ke rumah mamah."

Risha langsung menatap Nendra dengan pandangan terkejut.

"Jangan panik, gue mau selesaikan masalah ini biar lo gak di apa-apain sama lampir itu," ujar Nendra membuat Risha tertawa.

"Tapi tunggu aku bobo dulu ya."

"Iya sayang."




Nendra sedang di perjalanan menuju rumah sang mamah. Kekasihnya sudah terlelap setelah meminta di buatkan coklat hangat.

Dengan segala makian mamanya pada gadisnya yang membuatnya geram sehingga Nendra ingin menuruti kemauan mamahnya kali ini saja agar puas.

Saat sampai di dalam mansion, Nendra melihat sang mamah dengan seorang gadis yang katanya 'calon tunangannya' namun tidak pernah di akui oleh dirinya.

"To the point," ujar Nendra tiba-tiba.

Lita dan calon tunangannya terkejut mendengar ucapan Nendra yang tiba-tiba.

"Loh kamu udah sampai sayang? Sini duduk dekat Nisa," Lita tersenyum mengajak Nendra duduk.

Nendra terkekeh sinis lalu mengambil posisi yang cukup jauh dari kedua wanita itu.

"Sini Ndra duduk deket aku," ajak Nisa.

"Gak sudi."

Nisa diam. Lita yang melihat itu langsung berusaha mencairkan suasana.

"Ini kamu sama Nisa lihat-lihat cincin buat pertunangan kalian ya, kan udah sebentar lagi," suruh Lita sambil menyerahkan buku yang berisi model-model cincin dari sebuah toko perhiasan.

Nisa tersenyum lalu mengambil buku itu, setelah itu ia beranjak mendekati Nendra.

"Kamu mau model yang gimana Nendra?" tanya Nisa lembut.

"Gak akan pernah ada pertunangan gue sama manusia munafik kayak lo," sarkas Nendra.

"NENDRA, JAGA UCAPAN KAMU," sentak Lita.

Manja Pacar GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang