My Bodyguard 2

133K 11.8K 163
                                    

"Lepas dari mulut harimau, masuk kedalam mulut buaya"
–Alora–
.
.
.

Alora akhirnya bernafas lega saat dirinya sudah duduk manis di dalam pesawat. Dia merebahkan tubuhnya di sandaran kursi. Kemudian terkekeh mengingat apa yang telah dia lakukan.

Setelah menembak pria mabuk kemarin hingga mati, Alora mengambil kartu serta berkas-berkas identitas lain milik pria itu. Dan mayad pria itu Alora sembunyikan di pinggir hutan dan membuat kematiannya seolah-olah disebabkan binatang buas.

Menggunakan identitas pria itu, Alora segera memesan tiket pesawat. Tiket dengan waktu keberangkatan yang sudah dekat dengan jam saat itu. Tak peduli kemanapun itu.

Alora iseng melihat tiket yang dia punya. Matanya melotot saat mengetahui lamanya jam penerbangan itu. 23 jam. Sial dia bisa mati kebosanan di dalam pesawat.

Dan terkejutnya lagi saat dia tahu kemana tujuannya sekarang. Indonesia. Tempat kelahirannya dulu.

"Sepertinya kehidupan sial gue baru dimulai," ucapnya lirih dan pasrah.

Alora hanya bisa pasrah menerima. Tidak mungkin juga dia akan terjun dari pesawat. Lagipula ini juga salahnya sendiri karena tidak memeriksa tempat tujuan.

"Baik Lora, sementara ini manfaatkan waktu berhargamu sebaik mungkin," ucapnya saat pramugari memberikan makanan.

Ini akan menjadi 23 jam bahagia di hidupnya.

⛓️⛓️⛓️

"ATHAN BERDIRI DI LAPANGAN SEKARANG!"

Teriakan seorang guru laki-laki berbadan bongsor menggelegar di SMA Askara. Matanya melotot dan urat-urat nadi tercetak jelas di lehernya.

Jauh di depannya lima orang siswa dengan seragam urakan tertawa. Salah satu dari siswa itu memegang potongan kain yang tak lain adalah potongan kain dari kemeja guru bongsor tadi.

Dia mengangkat kain itu seakan mengejek guru tersebut. Hal itu membuat guru itu semakin marah dan malu.

"Pak kok pake kemeja sobek si, kan malu atuh diliat murid-muridnya!" seru cowok dengan dasi yang dia ikatkan di kepalanya.

"Lo masa nggak tau trend si, Lang. Baju bolong lagi trend sekarang," balas cowok di sampingnya yang hanya menggunakan kaos hitam. Entah kemana seragamnya pergi.

"DIAM KALIAN!" bentak guru bongsor itu dengan wajah memerah. Dengan langkah panjang, dia menghampiri kelima siswa badungnya itu.

"Waduh Pak bongsor marah beneran. Gara-gara lo si, Lang," kata cowok berambut coklat dan agak panjang panik. Dia menyenggol teman di sampingnya.

"Lah kok gue, si Sean noh," tunjuknya pada cowok yang memakai kaos hitam tadi.

"Apa-apaan kok gue! Ranvi noh!"

"Gue dari tadi diem aja ya bangsat!" balas cowok berwajah manis yang tak terima disalahkan oleh teman-temannya. Padahal sedari tadi dia hanya diam saja.

Asik berdebat hingga mereka tidak sadar orang yang mereka bicarakan sudah di depan mereka dengan nafas memburu seakan ingin menerkam mereka berlima.

"Hehe halo, Pak. Wuih cakep bener pak bajunya," cengir Langga, cowok dengan dasi di kepalanya.

"Keren pak bajunya, sabi kali ikut ajang fashion show dunia di Paris hehe." Seakan tidak tahu takut, Sean malah menunjukkan kedua jempolnya di depan guru yang mereka panggil Pak Bongsor tadi.

"BERDIRI. DI. LAPANGAN. SEKARANG!" Teriakan penuh tekanan itu mampu membuat kelima siswa itu lari terbirit-birit menuju lapangan dan berdiri berbaris di sana.

"BERDIRI SAMPAI JAM ISTIRAHAT!"

"Yes nggak ikut pelajaran!" Sean tiba-tiba berseru mengepalkan tangannya ke atas.

"Weh diem goblok!" Langga di sampingnya langsung memukul teman tololnya itu.

"Bisa stress saya ngajar kalian!" keluh Pak Bongsor seraya memijat keningnya.

"Demi kebaikan bersama gimana kalo Pak Bongsor resign aja, kan sama-sama enak kalo gitu," sahut cowok yang lebih tinggi dari mereka berlima. Penampilannya tak kalah urakan dari teman-temannya.

"Diam kamu Athan! Kamu dan teman-temanmu selalu saja membuat keributan," sentak Pak Bongsor.

"Ya daripada Bapak nggak punya temen," balas Athan membuat semua orang di sana bersorak.

Semua murid tahu jika Pak Bongsor jarang bersama dengan guru-guru lainnya. Jika ditanya alasannya, guru-guru lain selalu menjawab, "Pak Bongsor itu pemarah, dikit-dikit marah. Nyebelin lagi."

Mengerti jika dia tidak akan habis jika itu berdebat dengan kelima siswa itu, Pak Bongsor memutuskan pergi dari lapangan dengan amarah yang berkobar.

"Jangan lupa dijahit Pak bajunya," teriak Arka, laki-laki berambut panjang tadi.

Siswa-siswi yang berada di lapangan itu sontak tergelak. Banyak dari mereka yang melihat kejadian itu dari koridor lantai 2 yang berhadapan langsung dengan lapangan.

"Pantesan nggak ada yang mau deket-deket sama Pak Bongsor, kalo marah aja kaya gitu," ucap laki-laki yang penampilannya sedikit lebih rapi diantara mereka berlima. Ingat! Hanya SEDIKIT lebih rapi. Sagara namanya.

"Trus kita berdiri di sini sampe istirahat, Than?" tanya Sean pada Athan.

"Cabut aja deh, panas di sini."

Baru ingin melangkah, mereka dihentikan oleh dua cewek yang menatap mereka berlima jengah.

"Habis ngapain lagi?" tanya cewek dengan rambut sebahu. Dia sudah tau kelakuan pacar serta teman-temannya itu yang suka sekali menjahili guru.

"Nggak ngapa-ngapain kok, Yang. Tadi pas Pak Bongsor tidur, kita cuma gunting bajunya aja," jawab Langga selaku pacar cewek tadi.

"Kapan sih kalian tobat? Nggak capek dihukum terus?" tanya cewek di sampingnya yang berwajah manis dan rambut hitam legam sepinggang.

"Nggak si," jawab Arka enteng.

"Daripada kalian marah-marah, mending beliin kita minum, haus nih." Sean berucap sambil memegang lehernya.

"Males beli aja sendiri, ayo Rhe," ajak Mauren yang merupakan pacar Langga.

Kelima cowok itu memandang kepergian kedua gadis itu.

"Rhea sama Mauren nggak seru ah," ucap Sagara diangguki mereka semua.

"Cabut sekarang deh."

Athan pergi dari lapangan diikuti teman-temannya. Mereka jika diberi hukuman tidak pernah dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dan hampir setiap hari mereka dihukum.

Lima cowok badung itu sering membuat guru-guru SMA Askara merasa penat mengurus mereka semua. Sudah tak terhitung banyaknya catatan atas nama mereka di buku bk.

Sebaliknya, bagi siswi-siswi di sana mereka berlima bagaikan malaikat yang turun dari langit. Dikarenakan rupa mereka berlima yang bisa dikatakan jauh di atas rata-rata.

Karena ketampanan mereka berlima, siswi-siswi seakan tersihir dan tutup mata oleh kelakuan kelima cowok itu.

Benar-benar pesona lima berandal.

MY BODYGUARD [SELESAI]Where stories live. Discover now