My Bodyguard 40

55.6K 7.2K 707
                                    

Disaat semuanya masih menatap sedih kematian Asley tepat di depan mata mereka, Alora sudah maju dan mencengkeram kemeja Xavier erat.

Matanya menyipit tajam. Ingin sekali mencekik pria yang hanya berjarak beberapa jengkal darinya itu sampai mati.

Xavier tersenyum miring. "Kenapa kau yang marah?"

Alora mengeluarkan sebilah pisau di balik gaunnya yang sudah dia persiapkan untuk berjaga-jaga. Dia menodongkan pisau itu tepat di hadapan Xavier.

"Pisau ini bisa saja memotong leher jelekmu  itu sekarang juga," desis Alora semakin memajukan pisau itu hingga menempel di leher Xavier.

Hanya orang gila yang masih bisa tertawa walaupun sudah tau nyawanya sedang terancam. Dan Xavier adalah salah satu orang gila itu.

"Lakukan saja," balasnya santai.

Sepertinya Xavier menganggap Alora hanya bermain-main. Alora menusukkan ujung pisau itu di leher Xavier. Setetes darah menetes.

Langga melihat itu buru-buru menutup mata Maureen dan Sean yang berada di samping kiri dan kanannya.

"Tontonan dewasa, jangan dilihat," peringat Langga.

Sean menepis tangan Langga. "Apa sih?! Tangan lo bau!"

Athan memelototi kedua temannya itu. Tolong, ini keadaan serius. Teman-temannya itu selalu tidak tahu tempat.

Wajah Xavier yang terlihat meremehkannya, membuat Alora ingin segera mengiris leher itu.

"Alora stop! Jauhin tangan lo dari bokap gue!"

Suara Sagara menginterupsi membuat Alora berhenti. Dia berbalik menatap Sagara. Tak habis pikir dengan jalan pikiran Sagara.

"Lo bego apa gimana?" tanya Alora dengan nada menusuk. Dia berjalan mendekati Sagara.

"Dia!" Alora menunjuk Xavier. "Orang yang bunuh Asley. Pacar lo!"

"Tapi dia bokap gue." Sagara masih saja membela Xavier.

"TOLOL!"

Alora mendorong kepala Sagara. Berusaha menyadarkan laki-laki itu.

"Emang lo pernah dianggep anak sama dia?"

Lagi-lagi perkataan Alora membuat Sagara diam. Lagi-lagi dia tidak bisa menjawabnya.

"Nggak pernah kan? Jangan sok jadi anak yang baik buat dia, sedangkan dia aja nggak pernah anggep lo anak!"

"Gue yakin suatu saat dia pasti bakal liat gue. Dia pasti bakal anggep gue," balas Sagara mantap.

"Jangan kepedean!" Alora tertawa sinis. "Sampe lo mati juga dia nggak bakal anggep lo anak! Lo cuma robot buat dia! Lo bisa sadar itu nggak sih?!"

Sagara menunduk. "Lo nggak pernah ada di posisi gue. Yang selalu dibanding-bandingin, dituntut jadi sempurna, dianggep anak yang nggak bisa banggain keluarga."

Tatapan Alora melunak.

"Sagara... Lo tau? Sebelum kenal lo, gue juga sama. Gue juga dituntut untuk jadi sempurna, gue dituntut untuk penuhin ekspektasi bokap gue, gue harus kuat, harus tahan banting, nggak boleh cengeng."

Alora mendongakkan kepala berusaha menahan air matanya yang ingin keluar.

"Dan akhirnya gue bisa ketemu lo. Lo tau kenapa kita bisa ketemu? Karena gue udah gagal jadi sempurna!"

Alora menunjuk Julian. "Gue gagal jadi apa yang dia mau dan akhirnya gue dibuang, gue ditukar sama barang yang namanya uang! Gue dijual ke bokap lo!"

"Kita itu sama. Anak normal mana yang udah jadi pembunuh di umur kita yang sekarang?"

MY BODYGUARD [SELESAI]Where stories live. Discover now