My Bodyguard 7

108K 11K 161
                                    

"PPPP MISI MAU LEWAT."

Alora dan yang lain menengok ke sumber suara. Di pintu masuk kantin, Sean berlari dengan keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Di ikuti oleh yang lainnya yang juga tak kalah berkeringat.

Mereka berlari menuju meja yang sedang Alora duduki ini dan langsung menghempaskan pantatnya dengan kasar. Napas mereka tidak beraturan.

Es teh Athan yang berada di atas meja langsung dirampas oleh Arka dan ditegaknya sampai habis. Di sampingnya, Athan menatapnya dengan pandangan seakan ingin menerkam Arka.

Arka yang sadar ditatap seperti itu menjadi kikuk. "Hehe udah habis, Than," ucapnya takut-takut.

Athan tetap diam dan masih menatap Arka. Arka menelan salivanya susah payah. "Iya iya gue beliin lagi."

Athan masih bergeming.

Arka melemaskan bahunya. "Iya pake uang gue." Dengan langkah gontai, Arka pergi membeli es teh untuk mengganti milik Athan.

Setelah itu barulah Athan mengalihkan pandangannya. Dia sudah tau model temannya. Benar jika mereka bilang akan membelikan. Tapi hanya membelikan, tidak membayar. Ujung-ujungnya dia juga yang akan membayar.

"Kalian ngapain sih lari-lari nggak jelas?" tanya Maureen heran melihat semua temannya itu.

"Tadi pas kita jalan kesini, Sean sama Langga nyanyi-nyanyi nggak jelas." Sagara mulai menjelaskan kronologinya.

"Trus?" Ternyata diam-diam Athan juga mendengarkan.

"Mereka nyanyi gini. 'pak bongsor badannya gede, pak bongsor kepalanya gede, pake baju sobek kaya orang kere, pantes aja istirnya minta cerai'," lanjut Sagara.

Semua yang berada di meja itu seketika tertawa terbahak-bahak mendengar Sagara menirukan nyanyian Sean dan Langga.

"Trus bodohnya pas mereka nyanyi itu, kita nggak sadar kalo Pak Bongsor ada di belakang kita. Tiba-tiba dia udah teriak sambil ngejar kita. Ya kita lari lah."

Mereka semua semakin tertawa. Tak heran juga mereka sampai dikejar Pak Bongsor. Sama saja mereka menghina di depan orangnya langsung.

"Bagus kan lagu ciptaan gue," bangga Sean dengan menepuk-nepuk dadanya.

"Bagus pantat lo hangus! Kita semua jadi kena imbasnya juga," celetuk Arka yang baru datang sambil membawa dua gelas es teh.

Langga mengulurkan tangan hendak mengambil salah satu es teh yang dibawa Arka. "Wih makasih banyak... Nggak usah repot-repot gitu kali ah."

Arka segera menjauhkannya dari Langga. "Enak aja! Ini punya gue!"

"Kalo gitu satunya berarti punya gue kan?"

"Punya gue." Langga seketika diam ketika mendengar Athan yang berbicara.

"Gapapa gue beli sendiri aja deh," ucap Langga pelan.

"Jangan sok melas lo," cibir Ranvi. Entah kenapa hari ini dia sensi sekali dengan Langga.

"Cantik diem aja sih, ngomong dong. Btw rumah lo dimana?" tanya Sean yang melihat Alora diam saja sedari tadi.

"Dasar buaya!" gumam Rhea pelan.

Sedangkan Alora yang mendapat pertanyaan itu, hanya bisa diam. Dia harus menjawab apa. Tidak mungkin dia menjawab kalau dia tinggal di rumah Athan.

Ragu-ragu Alora melihat ke arah Athan yang juga sedang menatapnya. Alora seakan bertanya pada Athan apa yang harus dia jawab.

"Kok diem aja sih, jawab dong," desak Sean tak sabar.

MY BODYGUARD [SELESAI]Where stories live. Discover now