My Bodyguard 41

53.8K 7K 1K
                                    

"Cih, aku yakin anak itu tidak akan berani menarik pelatuknya." Julian berucap remeh pada Sagara.

Pria itu! Sudah dalam keadaan babak belur seperti itu masih saja terus berbicara.

Alora meliriknya sinis. Lalu tatapannya beralih pada Sagara. Walaupun tangan laki-laki itu nampak bergetar mengarahkan senjata pada Xavier, dia tetap meneguhkan hatinya.

Xavier menyunggingkan senyum tipis. Dia berjalan dua langkah mendekat. Sengaja mengikis jarak dirinya dengan senjata yang ditodongkan oleh Sagara.

"Kau sudah menjadi lebih berani sekarang," ucap Xavier memperhatikan Sagara.

"Kau yakin ingin menghabisi nyawa ayahmu ini?"

Senyum Xavier semakin lebar ketika melihat semakin banyak keraguan dalam raut wajah Sagara.

"Lihat! Tangannya saja sudah bergetar seperti itu," ejek Julian menertawakan Sagara.

"Tidak bisakah kau menutup mulut busukmu itu?!" Alora membalas sarkas ucapan Julian. Kakinya sudah terangkat bersiap menyumpal mulut Julian kembali.

Julian yang takut akhirnya memilih menutup mulutnya.

"Well, mari kita akhiri sekarang."

Xavier mengangkat tangannya dan sama-sama menodongkan senjata pada Sagara.

Sagara tersenyum kecut. Nyatanya Xavier bisa tanpa ragu mengacungkan senjata padanya.

"Selama ini aku terlalu bodoh karena selalu mengikuti perkataanmu," ucap Sagara pelan.

"Baru sadar? Kemana aja lo selama ini?" balas Alora cepat dan sarkas. Gadis itu melipat kedua tangannya di dada.

"Maaf..." Sagara bergumam lirih.

"Jangan cuma minta maaf sama gue. Sama Niel juga," ucap Alora.

Sagara melihat tubuh Niel yang sudah tidak bergerak. Tubuhnya terlentang di lantai dengan luka di perut serta kepalanya. Banyak genangan darah di sekitarnya.

"Meskipun telat, gue yakin Niel bakal maafin lo," ucap Alora dengan senyum simpul.

Dia tahu Niel adalah orang yang baik. Laki-laki itu bukan orang yang pendendam. Niel sepertinya tidak cocok bergabung di dunia kriminal.

Sagara yang masih menatap tubuh Niel itu mengangguk samar. Sagara terus merapalkan maaf dalam hati untuk Niel. Dia juga akan menerima jika semua orang menyalahkannya atas kematian Niel.

"Tidak bisakah kalian adu tembak sekarang? Aku sudah bosan menunggu."

Alora menggeram marah. Lagi, Julian tidak mau menutup mulutnya.

"Tinggal tarik pelatuknya. Apa susahnya," keluh Julian menunjukkan sikap seakan-akan dia sudah bosan menunggu.

"Jangan mengucapkan satu kata lagi!" ancam Alora menunjuk Julian.

"Kau pikir aku takut?"

JLEB!!

Alora melempar pisau di tangannya tepat mengenai perut Julian. Pisau itu sekarang benar-benar tertancap.

"Bersyukurlah aku tidak mengarahkannya pada jantungmu!" sinis Alora tajam.

"POLISI DATANG!"

Alora mengumpat pelan pada Sean yang berteriak di luar sana. Lebih baik biarkan saja para polisi datang tanpa Xavier tahu.

Sagara yang mendengar bahwa polisi akan segera kemari menjadi panik. Dia berniat menurunkan senjatanya, namun Alora mencegah.

"Jangan turunin tangan lo!"

MY BODYGUARD [SELESAI]Where stories live. Discover now